Akhiran -kan dan -e' dalam bahasa Sambas mempunyai perbedaan dalam setiap peletakan dalam kalimat, bahkan akhiran -kan dan -e' juga mempunyai makna yang berbeda dalam setiap penggunaannya. Tergantung setiap kalimatnya, maka penggunaan akhiran -kan dan -e' harus ditempatkan sesuai dengan fungsi kalimatnya. Karena apabila dua akhiran ini saling ditukar atau salah dalam penempatan kalimatnya maka akan merubah makna malah bisa menjadi kalimat yang salah.
1. Akhiran -kan
Contoh :
Bare'-kan tas ito' ke Sidare kalla' i ?
Lattak-kan di antol iye aja' yo barang bawaanmu ye.
Misalkan jika salah menempatkan akhiran -kan, maka kalimatnya akan menjadi rancu dan tidak tepat.
Contoh :
Bare'-e' tas ito' ke Sidade kalla' i ?
Lattake' di antol iye aja' yo barang bawaanmu ye.
Akhiran -kan lebih mempertegas kalimat pada contoh yang pertama karena penempatan akhiran -kan sesuai dengan letak dan kalimatnya. Akhiran -kan juga merubah kata menjadi kalimat perintah, sesuai dengan kata dan kalimatnya juga.
2. Akhiran -e'
Contoh :
Pagangng-e' kuat-kuat be gare daan anyut.
Alas-e' be tampat tidokmu gare daan ngerassang.
Akhiran -e' juga harus sesuai dengan penemptan kata dan akhiran dalam setiap kalimatnya. Jika salah dalam penempatan maka pengucapannya akan mempunyai makna negatif.
Contoh :
Kancing-e' bajumu ye be ( seolah menyuruh mengencingi baju, seharunya maksudnya mengancingkan baju ) karena dalam bahasa Sambas Kancing ( Kencing ), Kancing ( Kancing Baju ) sama dalam pengucapan maupun tulisnya.
Seharunya kata "kancing" menggunakan akhiran -kan biar tidak salah dalam maksud kalimatnya.
Contoh :
Kancing-kan Bajumu ye be.
0 comments:
Posting Komentar