Handhira Production

Halaman


">Iklan Melayang

">

Selamat Datang Di Blog Bahase Sambas

Silekan Bace Postingan Menarik Nang Ade Disito'.

Handhira Production

Subscribe My Channel.

Handhira Production

Silahkan Subscribe.

handhira Production

Selamat Membaca.

Ada beberapa Jasa JUga Disediakan

Silahkan Kontak Nomor yang Tertera.

Kamis, 28 April 2016

Ragam " BUNYI " Dalam Bahasa Sambas

Bunyi atau sesuatu yang terdengar oleh telinga memang mempunyai banyak nama dalam percakapan Bahasa Sambas. Selain bunyi yang sudah umum kita dengar dalam Bahasa Indonesia, namun ada juga nama-nama bunyi khususnya istilah Bunyi dalam Bahasa Sambas. Baiklah kali ini saya akan menulis ragam bunyi dalam bahasa Sambas terutama Nama bunyi ini jarang sekali kita dengar, nama bunyi tersebut kebanyakan diucapkan oleh orang tua. Sedangkan dalam pergaulan anak muda jarang terdengar, entah karena tidak tahu atau bagaimana itu saya juga tidak tau. Sekarang biar lebih jelas, simak ulasan singkat dibawah ini :

1. Bunyi Maoh/Bemaoh
Bunyi ini disebabkan oleh hujan atau angin yang kencang, biasanya bunyi ini terdengar dari kejauhan.
2. Bunyi Ngeluggut
Bunyi ini juga disebabkan oleh hujan, namun biasanya bunyi ini terdengar lebih dekat.
3. Bunyi Sirah
Nah istilah bunyi ini biasanya diperuntukkan untuk suara tangis yang nyaring atau tanpa henti.
4. Bunyi Grum-Grum
Bunyi ini adalah bunyi gemuruh atau bunyi sepeda motor.
5. Bunyi Paccah
Nah bunyi ini disebabkan oleh sesuatu yang meledak, barang yang pecah ketika terhempas.
6. Bunyi Dub-Dub
Bunyi ini dihasilkan oleh detak jantung seseorang.
7. Bunyi Lentar
Bunyi ini adalah suara petir
8. Bunyi Ingar
Ingar atau suasana yang riuh, yang menghasilkan bunyi/suara.
9. Bunyi Ngelantar
Bunyi ini biasanya diungkapkan untuk suara yang dihasilkan oleh suara musik, getaran, hentakan atau sebagainya.
10. Bunyi Ngeresek
Nah bunyi ini dihasilkan oleh bunyi kantong kresek, atau biasanya juga bunyi ini berasal dari suara atap daun.
11. Bunyi Lmpang Lampong
Bunyi ini berasal dari suara mercun, senapan atau suara meriam.
12. Bunyi Brok-Brok
Bunyi ini berasal dari kaki yang masuk dalam lumpur, ikan dalam lubang atau biasanya juga bunyi ini berasal dari perut yang kemasukan angin.
13. Bunyi Nangnging
Nangnging atau bunyi yang sangat melengking, biasanya berasal dari sound system yang konslet, atau biasanya juga berasal dari bunyi binatang ( keriang ).
14. Bunyi Ambor
Bunyi ini bersifat umum, bisa saja dikatakan sebagai bunyi ambor.
15. Bunyi Belampong
Bunyi ini disebabkan karena adanya ledakan, sesuatu yang pecah, misalkan Ban.
16. Bunyi Ngelappes
Nah, bunyi ini berasal dari suara angin yang keluar, misalnya ban bocor atau suara senapan angin.
17. Bunyi Maus
Bunyi ini berasal dari desahan ular.
18. Bunyi Keraok Kebaddau
Bunyi ini berasal dari teriakan
19. Bunyi Ngerattek
Nah bunyi ini berasal dari suara pohon yang tertiup angin, atau sesuatu yang akan patah.
20. Bunyi Nangnger/Nasser
Haha, bunyi ini berasal dari suara radio atau Tv yang tidak ada siaran.

Nah, itu dulu yang dapat saya tulis terkait ragam bunyi dalam bahasa sambas. Jika pembaca mempunyai nama lain, atau penjelasan lain, silahkan tulis komentar anda. Karena masukan kritik dan saran anda sangat penting guna menyempurnakan tulisan saya ini.

Sumber : @Bahasa Sambas

Minggu, 24 April 2016

Pantang Larang " Hukum Adat " Dalam Masyarakat Sambas

Suatu kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus akan menjadi sebuah Hukum Adat dalam satu wilayah tertentu. Tentu saja hal itu juga terjadi dalam kehidupan masyarakat di Kab. Sambas. Hukum adat atau Kebiasaan yang sudah turun temurun menjadi bukti bahwa dulunya hal tersebut memang dianggap sebagai larangan. Hukum adat atau kebiasaan secara bahasa dan penyebutannya di masyarakat Sambas sering disebut sebagai “ Pantang Larang “ . Istilah pantang larang merupakan istilah untuk hukum adat atau kebiasaan yang telah mengakar budaya dalam kehidupan masyarakat Sambas. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kata Nek Uwan ( Nenek ) dan Nek Aki ( Kakek ) yang menjadi panutan untuk bertanya tentang Pantang Larang tersebut. Didalam kehidupan bermasyarakat di Sambas sangat banyak sekali pantang larang yang menjadi kebiasaan/hukum adat, sebagai penjelasan singkat kali ini saya akan menulis tentang “ Pantang Larang “ dalam kehidupan sehari-hari yang tidak kita sadari bahwa hal tersebut merupakan satu hukum adat/kebiasaan.

1. Duduk Didepan Pintu ( Dudok Dimuke Lawang )
Bagi orang tua, ketika melihat anak gadis ( Dare ) atau laki-laki yang duduk didepan pintu maka ia akan cepat melarangnya dan akan mengatakan akibat dari duduk di depan pintu itu “ akan dipinang balik “. Sebelum orang tua melarang, kita selalu berfikir bahwa itu hal itu tidak berhubungan sama sekali, namun perlu kita sadari orang tua melakukan hal itu dengan melarang anaknya pasti ada alasannya, terutama dari segi norma. Norma yang ada dalam masyarakat ada namanya norma kesopanan. Nah, ketika anaknya duduk didepan pintu bukankah itu tidak sopan, bahkan akan menghalangi orang yang mau masuk atau menghalangi secara pandangan.

2. Ningkap
Larangan orang tua terhadap anaknya yang ningkap atau tengkurap memang secara ilmu pengetahuan mempunyai akibat, yaitu paru-paru sempit hingga mengkibatkan susah bernafas. Namun, lain halnya dengan orang tua dulu, ketika melarang anaknya ningkap maka orang tua akan mengatakan akibatnya adalah “ menyebabkan ibu meninggal ( Nyuroh Umma’ Mati ) “. Secara sadar siapa yang mau kehilangan ibu ?. namun, orang tua menggambarkan akibat dari ningkap tidak secara ilmu pengetahuan tapi dengan menakut-nakuti dengan hal tersebut. Nah, perlu di ingat, orang tua dulu membuat suatu pantang larang pasti dengan akibatnya, biar mereka belum mengerti ilmu pengetahuan tapi mereka bisa melarang bahwa ningkap memang tidak boleh dilakukan.

3. Makan Tebu Sore Hari ( Makan Tabbu Sarap Bahari )
Makan tebu sore hari dilarang bagi anak-anak, dan akibatnya juga adalah menyebabkan ibu meninggal. Orang tua selalu menakuti anak-anaknya supaya menuruti kata-katanya dengan hal-hal yang tidak kita inginkan. Yang jelas apabila makan tebu sore hari bagi anak-anak yang biasanya akan tidur lebih awal takutnya dikerundungi semut ketika tidur, itulah akibat sebenarnya.

4. Memanjat Pohon Pisang ( Manjat Pisang )
Ketika ada anak yang memanjat pohon pisang, orang tua segera berteriak dan melarangnya, bahwa memanjat pohon pisang bisa menyebabkan burut ( Buah Zakar Membesar ). Tentu saja itu tidak berhubungan sama sekali. Namun, perlu diingat lagi larangan tersebut juga sangat baik, jika memanjat pohon pisang akan mudah terjatuh. Bukankah pohon pisang licin dan tidak berdahan, apabila terjatuh maka akan menyusahkan orang tua juga.

5. Piring Diangkat Ketika Makan ( Makan Pakai Tampe )
Hal ini juga dilarang, kenapa karena menurut orang-orang tua dulu hanya mengatakan “ Tidak Boleh “, secara jelasnya larangan ini saya juga kurang tahu akibat dari kata tidak boleh itu. Namun secara pasti hal itu juga menyangkut dengan sebuah norma kesopanan, ketika makan dengan orang tua, saudara, keluarga atau orang lain kan kelihatan tidak sopan dan juga jika terjatuh akan menyebebkan piring menjadi pecah.

Nah, itu dulu yang bisa saya jelaskan. Lain kali akan saya sambung kembali dengan banyak lagi hal-hal yang belum saya tulis mengenai pantang larang dalam masyarakat Sambas. Mudah-mudahan lain kesempatan akan saya sambung lagi.

Sumber : @Bahasa Sambas

Pantang Larang " Hukum Adat " Dalam Masyarakat Sambas

Suatu kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus akan menjadi sebuah Hukum Adat dalam satu wilayah tertentu. Tentu saja hal itu juga terjadi dalam kehidupan masyarakat di Kab. Sambas. Hukum adat atau Kebiasaan yang sudah turun temurun menjadi bukti bahwa dulunya hal tersebut memang dianggap sebagai larangan. Hukum adat atau kebiasaan secara bahasa dan penyebutannya di masyarakat Sambas sering disebut sebagai “ Pantang Larang “ . Istilah pantang larang merupakan istilah untuk hukum adat atau kebiasaan yang telah mengakar budaya dalam kehidupan masyarakat Sambas. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kata Nek Uwan ( Nenek ) dan Nek Aki ( Kakek ) yang menjadi panutan untuk bertanya tentang Pantang Larang tersebut. Didalam kehidupan bermasyarakat di Sambas sangat banyak sekali pantang larang yang menjadi kebiasaan/hukum adat, sebagai penjelasan singkat kali ini saya akan menulis tentang “ Pantang Larang “ dalam kehidupan sehari-hari yang tidak kita sadari bahwa hal tersebut merupakan satu hukum adat/kebiasaan.

1. Duduk Didepan Pintu ( Dudok Dimuke Lawang )
Bagi orang tua, ketika melihat anak gadis ( Dare ) atau laki-laki yang duduk didepan pintu maka ia akan cepat melarangnya dan akan mengatakan akibat dari duduk di depan pintu itu “ akan dipinang balik “. Sebelum orang tua melarang, kita selalu berfikir bahwa itu hal itu tidak berhubungan sama sekali, namun perlu kita sadari orang tua melakukan hal itu dengan melarang anaknya pasti ada alasannya, terutama dari segi norma. Norma yang ada dalam masyarakat ada namanya norma kesopanan. Nah, ketika anaknya duduk didepan pintu bukankah itu tidak sopan, bahkan akan menghalangi orang yang mau masuk atau menghalangi secara pandangan.

2. Ningkap
Larangan orang tua terhadap anaknya yang ningkap atau tengkurap memang secara ilmu pengetahuan mempunyai akibat, yaitu paru-paru sempit hingga mengkibatkan susah bernafas. Namun, lain halnya dengan orang tua dulu, ketika melarang anaknya ningkap maka orang tua akan mengatakan akibatnya adalah “ menyebabkan ibu meninggal ( Nyuroh Umma’ Mati ) “. Secara sadar siapa yang mau kehilangan ibu ?. namun, orang tua menggambarkan akibat dari ningkap tidak secara ilmu pengetahuan tapi dengan menakut-nakuti dengan hal tersebut. Nah, perlu di ingat, orang tua dulu membuat suatu pantang larang pasti dengan akibatnya, biar mereka belum mengerti ilmu pengetahuan tapi mereka bisa melarang bahwa ningkap memang tidak boleh dilakukan.

3. Makan Tebu Sore Hari ( Makan Tabbu Sarap Bahari )
Makan tebu sore hari dilarang bagi anak-anak, dan akibatnya juga adalah menyebabkan ibu meninggal. Orang tua selalu menakuti anak-anaknya supaya menuruti kata-katanya dengan hal-hal yang tidak kita inginkan. Yang jelas apabila makan tebu sore hari bagi anak-anak yang biasanya akan tidur lebih awal takutnya dikerundungi semut ketika tidur, itulah akibat sebenarnya.

4. Memanjat Pohon Pisang ( Manjat Pisang )
Ketika ada anak yang memanjat pohon pisang, orang tua segera berteriak dan melarangnya, bahwa memanjat pohon pisang bisa menyebabkan burut ( Buah Zakar Membesar ). Tentu saja itu tidak berhubungan sama sekali. Namun, perlu diingat lagi larangan tersebut juga sangat baik, jika memanjat pohon pisang akan mudah terjatuh. Bukankah pohon pisang licin dan tidak berdahan, apabila terjatuh maka akan menyusahkan orang tua juga.

5. Piring Diangkat Ketika Makan ( Makan Pakai Tampe )
Hal ini juga dilarang, kenapa karena menurut orang-orang tua dulu hanya mengatakan “ Tidak Boleh “, secara jelasnya larangan ini saya juga kurang tahu akibat dari kata tidak boleh itu. Namun secara pasti hal itu juga menyangkut dengan sebuah norma kesopanan, ketika makan dengan orang tua, saudara, keluarga atau orang lain kan kelihatan tidak sopan dan juga jika terjatuh akan menyebebkan piring menjadi pecah.

Nah, itu dulu yang bisa saya jelaskan. Lain kali akan saya sambung kembali dengan banyak lagi hal-hal yang belum saya tulis mengenai pantang larang dalam masyarakat Sambas. Mudah-mudahan lain kesempatan akan saya sambung lagi.

Sumber : @Bahasa Sambas

Musim SARREK satu Musim yang hanya ada di Sambas

Musim ( Munsem ) atau suatu waktu yang berhubungan dengan iklim memang terjadi diseluruh belahan dunia. Di Indonesia sendiri kita mengenal dengan dua musim pada umumnya, yaitu musim hujan dan musim kemarau, sedangkan musim peralihan antara musim hujan dan musim kemarau dua dinamakan musim pancaroba.

Tak beda jauh dengan Sambas, Kota sebelah utara Kalimantan Barat ini juga mempunyai dua musim pada umumnya, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Namun, di Sambas sendiri ada istilah atau ungkapan dalam masyarakat dengan nama " MUNSEM SARREK ". Munsem sarrek terdiri dari dua kata yaitu Munsem ( musim ) dan Sarrek ( terhimpit/susah ) jadi Munsem Sarrek sendiri digambarkan sebagai musim yang serba susah/terhimpit. Tapi, musim ini tidak berdasarkan cuaca atau iklim bahkan tanpa melewati periode-periode tertentu yang pasti bergulir seperti layaknya musim hujan dan kemarau. Munsem Sarrek adalah musim bagi seseorang yang serba kesusahan/terhimpit, baik susah ekonomi, pekerjaan maupun lainnya ( termasuk musibah). Munsem Sarrek biasanya beriringan Kesontokan ( Miskin ), misalkan karena harga karet menurun sedangkan barang pokok semua naik, anak masih sekolah, tanaman padi diserang hama, kebutuhan semakin meningkat sedangkan pekerjaan untuk menghasilkan uang tidak ada, itulah biasanya orang katakan sebagai Munsem Sarrek.

Munsem Sarrek sendiri terjadi pada setiap orang, musim ini dianggap sebagai ujian. Tak hanya orang sontok ( miskin ), musim sarrek juga bisa dirasakan oleh orang kaya, melalui beberapa ujian atau teguran.

Itulah penjelasan singkat mengenai satu musim yang cuma ada di Sambas. Semoga Musim Sarrek tersebut tak pernah menghampiri kita semua. Semoga kita selalu diberi kecukupan dan selalu bersyukur pada Allah. S.W.T. Aamiin

Jumat, 15 April 2016

Mitos Ketika" Rauu ( Gerhana ) " Muncul Bagi Masyarakat Sambas.

Rauu ( Gerhana ) bagi masyarakat Sambas mempunyai beberapa Anjuran dan beberapa larangan yang sampai saat ini masih menjadi kepercayaan, baik itu gerhana bulan maupun gerhana matahari. Namun, hal tersebut benar atau tidak tergantung kita menyikapinya.

1. Mengguncang Tanaman
Ketika Rauu/Gerhana muncul, orng tua menyarankan agar mengguncang tanaman ( Guyyu' ), ini dimaksudkan agar tanaman lita cepat berbuah. Entah benar atau salah ini masih belum ada pembuktian secara pasti. Bagaimana menurut anda ?

2. Dilarang Keluar
Larangan keluar lebih dikhususkan kepada wanita yang hamil, menurut orang tua dulu, rauu/gerhana akan mengganggu bayi lahir nantinya. Jika larangan tersebut dilanggar maka dikhawatirkan akan terjadi hal yang tidak diinginkn. Seperti, ada bekas Rauu disalah satau bagian tubuh bayi ( kulit sedikit hitam ). Hal tersebut benar atau tidak tergantung sikap kita. Bagaimana menurut anda ?

3. Dimakan Anjing
Kepercayaan orang tua selalu menurun kepada anak-anaknya hingga selalu memberitahu anak-anaknya bahwa Rauu disebabkan bulan/matahari dimakan anjing/serigala. Entah apa asal usul sebab orang tua mengatakan hal tersebut, entah benar atau tidak tinggal kita lagi menyikapinya. Bagi yang pernah belajar IPA maka akan tahu bagaimana sebenarnya. Bagaimana menurut anda ?

4. Membuka Rumah
Ketika Rauu terjadi pada malam hari, khususnya gerhana bulan. Orang tua menyarankan agar membuka rumah ( membuka jendela, pintu ). Hal tersebut bertujuan agar rejeki bisa ikut masuk. Hal ini benar atau tidak tergantung kita, bukan kah rejeki itu rahasia Tuhan. Bagaimana menurut anda ?

5. Dilarang menunjuk Rauu
Menunjuk, atau mengacungkan telunjuk kearah rauu sangat dilarang oleh orang tua, karena jika ditunjuk akan menyebabkan jari putus, itulah menurut orang tua. Bagaiana menurut anda ?

Itulah beberap mitos yang sampai saat ini masih menjadi kepercayyan sebagian orang. Entah benar atau salah, tinggal kita yang menyikapinya. Bagi kita yang telah menginjak bangku sekolahan tentunya hal tersebut hanyalah mitos, namun tak jarang sampai sekarang orang orang tua sangat percaya akan hal tersebut.

Jika pembaca ingin menambahkan, mengoreksi atau memberikan saran, silahkan tulis dikolom komentar. Semoga Bahasa Sambas semakin terkenal.

Sumber : @Bahasa Sambas

Rabu, 13 April 2016

" Tiberangngau vs Tikatup " dalam Bahasa Sambas

Tiberangngau atau Terbuka/buka antonim katanya adalah Tikatup  atau tertutup/tutup. Namun dalam kata Tiberangau bukan kata berimbuhan ti- seperti yang saya tulis sebelumnya, kata tiberangau merupakan asli suku kata yang berarti terbuka, berbeda halnya dengan kata Tikatup. Tikatup merupakan kata berimbuhan Ti- yang kata dasarnya adalah Katup ( Tutup ). Namun sangat disayangkan, penggunan dua kata tersebut sudah jarang sekali terdengar, bahkan orang lebih sering mengatakan ti-buka' ( terbuka ) dibandingkan kata Tiberangngau. Perlu diketahui, ada perbedaan antara kata Tibuka' dan Tiberangngau dalam peletakan kata tersebut dalam setiap kalimat. Kata Tibuka' lebih sering diucapkan untuk menyatakan sesuatu yang terbuka/terbuka sedikit. Sedangkan kata Tiberangngau digunakan untuk menyatakan untuk sesuatu yang terbuka, namun terbuka lebar atau terbuka seluruhnya.
Contoh :
1. Bajumu Tibuka' ye be, cobelah batolkan.
2. Carekan tiberangau lawang ye be, cobe katupkan sikit.

Kata tiberangau lebih sedikit penggunaannya dibandingkan kata tibuka', dikarenakan kata tiberangau bersifat khusus. Dalam percakapan nya juga,kata tibuka' lebih sering digunakan karena kata tibuka' bersifat secara umum. Hanya saja kata tibuka' merupakan Bahasa Indonesia yang sudah dibakukan dan lebih indah kata Tiberangau yang merupakan kata Bahasa Sambas asli.

Selanjutnya kita mengenal kata tikatup yang merupakan lawan kata dari kata tiberangau. Tikatup mempunyai kata dasar " katup " ( tutup ), dalam penggunaanya kata katup masih di gunakan secara umum sebagai ganti kata tutup ( Bahasa Indonesia ).  Kata " Katup " merupakan kata yang mempunyai banyak imbuhan, baik awalan maupun akhiran. Misalkan : Katupkan, Dikatupkan.
Contoh :
Cobe katupkan jua' mulut ye, nang tiberangay dari tade' e.

Selain  mempunyai arti tutup, jika kata " Katup " diberi penekanan dalam pengucapannya seperti " Kattup " maka arti katup bukan lagi berarti buka, namun menjadi arti " Sengat ". Kata " Kattup " merupakan kata dari Dikattup, Dikattupnye. Kattuppan.
Misalkan :
1. Dikattup Intabuan, Dikattup Semada', Dikattup Wanye' ( Disengat lebah ).
2. Tade' kau dikattup leh semada' ke daan ?
3. Sakit jua' tanganku di kattupnye
4. Kambang yo bakkas kattuppan wanye' nang simari e.

Itulah penjelasan singkat dari saya, semoga bermanfaat bagi pembaca semua. Bagi yang ingin memberikan saran atau masukan, silahkan tulis dikolom komentar. Karena masukan dan saran saudara akan menambah semangat saya dalam menulis, semoga kedepan saya lebih baik lagi dalam menyajikan tulisan.

Sumber : @Bahasa Sambas

" Tiberangngau vs Tikatup " dalam Bahasa Sambas

Tiberangngau atau Terbuka/buka antonim katanya adalah Tikatup  atau tertutup/tutup. Namun dalam kata Tiberangau bukan kata berimbuhan ti- seperti yang saya tulis sebelumnya, kata tiberangau merupakan asli suku kata yang berarti terbuka, berbeda halnya dengan kata Tikatup. Tikatup merupakan kata berimbuhan Ti- yang kata dasarnya adalah Katup ( Tutup ). Namun sangat disayangkan, penggunan dua kata tersebut sudah jarang sekali terdengar, bahkan orang lebih sering mengatakan ti-buka' ( terbuka ) dibandingkan kata Tiberangngau. Perlu diketahui, ada perbedaan antara kata Tibuka' dan Tiberangngau dalam peletakan kata tersebut dalam setiap kalimat. Kata Tibuka' lebih sering diucapkan untuk menyatakan sesuatu yang terbuka/terbuka sedikit. Sedangkan kata Tiberangngau digunakan untuk menyatakan untuk sesuatu yang terbuka, namun terbuka lebar atau terbuka seluruhnya.
Contoh :
1. Bajumu Tibuka' ye be, cobelah batolkan.
2. Carekan tiberangau lawang ye be, cobe katupkan sikit.

Kata tiberangau lebih sedikit penggunaannya dibandingkan kata tibuka', dikarenakan kata tiberangau bersifat khusus. Dalam percakapan nya juga,kata tibuka' lebih sering digunakan karena kata tibuka' bersifat secara umum. Hanya saja kata tibuka' merupakan Bahasa Indonesia yang sudah dibakukan dan lebih indah kata Tiberangau yang merupakan kata Bahasa Sambas asli.

Selanjutnya kita mengenal kata tikatup yang merupakan lawan kata dari kata tiberangau. Tikatup mempunyai kata dasar " katup " ( tutup ), dalam penggunaanya kata katup masih di gunakan secara umum sebagai ganti kata tutup ( Bahasa Indonesia ).  Kata " Katup " merupakan kata yang mempunyai banyak imbuhan, baik awalan maupun akhiran. Misalkan : Katupkan, Dikatupkan.
Contoh :
Cobe katupkan jua' mulut ye, nang tiberangay dari tade' e.

Selain  mempunyai arti tutup, jika kata " Katup " diberi penekanan dalam pengucapannya seperti " Kattup " maka arti katup bukan lagi berarti buka, namun menjadi arti " Sengat ". Kata " Kattup " merupakan kata dari Dikattup, Dikattupnye. Kattuppan.
Misalkan :
1. Dikattup Intabuan, Dikattup Semada', Dikattup Wanye' ( Disengat lebah ).
2. Tade' kau dikattup leh semada' ke daan ?
3. Sakit jua' tanganku di kattupnye
4. Kambang yo bakkas kattuppan wanye' nang simari e.

Itulah penjelasan singkat dari saya, semoga bermanfaat bagi pembaca semua. Bagi yang ingin memberikan saran atau masukan, silahkan tulis dikolom komentar. Karena masukan dan saran saudara akan menambah semangat saya dalam menulis, semoga kedepan saya lebih baik lagi dalam menyajikan tulisan.

Sumber : @Bahasa Sambas

" Tiberangngau vs Tikatup " dalam Bahasa Sambas

Tiberangngau atau Terbuka/buka antonim katanya adalah Tikatup  atau tertutup/tutup. Namun dalam kata Tiberangau bukan kata berimbuhan ti- seperti yang saya tulis sebelumnya, kata tiberangau merupakan asli suku kata yang berarti terbuka, berbeda halnya dengan kata Tikatup. Tikatup merupakan kata berimbuhan Ti- yang kata dasarnya adalah Katup ( Tutup ). Namun sangat disayangkan, penggunan dua kata tersebut sudah jarang sekali terdengar, bahkan orang lebih sering mengatakan ti-buka' ( terbuka ) dibandingkan kata Tiberangngau. Perlu diketahui, ada perbedaan antara kata Tibuka' dan Tiberangngau dalam peletakan kata tersebut dalam setiap kalimat. Kata Tibuka' lebih sering diucapkan untuk menyatakan sesuatu yang terbuka/terbuka sedikit. Sedangkan kata Tiberangngau digunakan untuk menyatakan untuk sesuatu yang terbuka, namun terbuka lebar atau terbuka seluruhnya.
Contoh :
1. Bajumu Tibuka' ye be, cobelah batolkan.
2. Carekan tiberangau lawang ye be, cobe katupkan sikit.

Kata tiberangau lebih sedikit penggunaannya dibandingkan kata tibuka', dikarenakan kata tiberangau bersifat khusus. Dalam percakapan nya juga,kata tibuka' lebih sering digunakan karena kata tibuka' bersifat secara umum. Hanya saja kata tibuka' merupakan Bahasa Indonesia yang sudah dibakukan dan lebih indah kata Tiberangau yang merupakan kata Bahasa Sambas asli.

Selanjutnya kita mengenal kata tikatup yang merupakan lawan kata dari kata tiberangau. Tikatup mempunyai kata dasar " katup " ( tutup ), dalam penggunaanya kata katup masih di gunakan secara umum sebagai ganti kata tutup ( Bahasa Indonesia ).  Kata " Katup " merupakan kata yang mempunyai banyak imbuhan, baik awalan maupun akhiran. Misalkan : Katupkan, Dikatupkan.
Contoh :
Cobe katupkan jua' mulut ye, nang tiberangay dari tade' e.

Selain  mempunyai arti tutup, jika kata " Katup " diberi penekanan dalam pengucapannya seperti " Kattup " maka arti katup bukan lagi berarti buka, namun menjadi arti " Sengat ". Kata " Kattup " merupakan kata dari Dikattup, Dikattupnye. Kattuppan.
Misalkan :
1. Dikattup Intabuan, Dikattup Semada', Dikattup Wanye' ( Disengat lebah ).
2. Tade' kau dikattup leh semada' ke daan ?
3. Sakit jua' tanganku di kattupnye
4. Kambang yo bakkas kattuppan wanye' nang simari e.

Itulah penjelasan singkat dari saya, semoga bermanfaat bagi pembaca semua. Bagi yang ingin memberikan saran atau masukan, silahkan tulis dikolom komentar. Karena masukan dan saran saudara akan menambah semangat saya dalam menulis, semoga kedepan saya lebih baik lagi dalam menyajikan tulisan.

Sumber : @Bahasa Sambas

Penggunaan Kata " Gare dan Ale" Dalam Bahasa Sambas

Kata Gare dan Ale mempunyai makna yang sama yaitu " BIAR " namun dibedakan dalam penggunaannya pada setiap kalimatnya. Untuk lebih jelasnya, silahkan simak pembahasan berikut ini :

1. Penggunaan kata " GARE "

Kata " Gare " dalam bahasa Sambas secara bahasa berarti Biar ( Indonesia ). Namun, dalam penggunaan kata " Gare/Biar " tidak semestinya bisa digunakan pada setiap kalimat. Karena apabila kalimat ( gare/biar )  yang mengandung akhiran -kan ( biarkan, dibiarkan ) kata Gare tidak bisa ditempatkan pada kalimatnya, Artinya kata " Gare " hanya sebagai arti kata " Biar " ( kata dasar ) tanpa berimbukan baik awalan maupun akhiran. Itulah uniknya Bahasa Sambas.
Contoh Kalimat kata " Gare ".
1. Gare kau ikut sannang
( Biar kamu ikut senang )
2. Gare die aja' nang paggi
( Biar dia saja yang pergi )

2. Pengulangan Kata " GARE "

Kata Gare yang mengalami pengulangan mempunyai 2 makna, yaitu :
a. Kata " Gare-Gare " berarti Ragu
Contoh :
Tang ase gare-gare aku nak ikut kita' ke sinun.
( Kenapa rasa ragu-ragu saya mau ikut kalian kesana )
b. Kata " Gare-Gare " berarti Karena
Contoh :
Gare-gare die paggi dangngan kau, jadi die pun ikut kana' masalahnye jua'.
( Karena dia ikut denganmu, jadi dia ikut terkena masalahnya juga ).

3. Penggunaan Kata " Ale "

Ale merupakan kata dasar dari alekan ( biarkan ), dialekan ( dibiarkan ), alekanlah ( biarkanlah ), tealle ( terbiar ). Penggunaan kata ale yang berimbuhan juga digunakan untuk kata Biar yang juga berimbuhan. Kecuali kata biar ( kata dasar ) tanpa awalan maupun akhiran, kata ale tidak bisa digunakan karena akan menjadikan kalimat yang salah, namun kata biar ( kata dasar ) tetap menggunakan kata " Gare ".
Contoh :
1. Alekan die gayye
( Biarkan dia begitu )
2. Usah na' dialekan
( Jangan dibiarkan )
3. Alekanlah aku getto'
( Biarkanlah aku begini )
4. Rumhnye carekan tealle gayye
( Rumahnya terbiarkan saja begitu )

Namun selain yang saya jelaskan diatas, dalam bahasa Sambas ada lagi kat ale yang berimbuhan yaitu : " Singalle ". Singalle berarti tak perdili/membiarkan.
Contoh :
Carekan singalle inyan jua', rumah teperanggang gaye.

4. Makna Lain Kata " Ale "

Selain digunakan sebagai Kata Biar dalam setiap kalimat ( Alekan, Dialekan, alekanlah ). Kata dasar Ale juga mempunyai makna lain, namun pembedanya adalah adanya awalan Ti- atau Te- dalam Bahasa Sambas ( Tealle atau Tialle ). Kata Tialle ( terbiar ) selain bermakna seperti contoh diatas , kata ini juga digunakan sebagai teguran kepada seseorang yang sedang melamun, merenung.
Contoh :
Ngapelah age' nang tialle gayye, cobe mande' udde'.

5. Penggunaan kata " BIAR "

Selain menggunaan kata Gare maupun Ale untuk menayatakan " Biar ". Namun, ada kalanya kata Biar tetap digunakan pada setiap kalimat ( Percakapan Bahasa Sambas ).  Kata biar tidak bisa diganti dengan kata Gare/ale ketika kata Biar berakhiran -lah ( Biarlah ). Kalimatnya tidak bisa otomatis seperti garelah, alelah. Namun Kata biar tetap digunakan.
Contoh :
Biarlah ja' rumahku, bukan rumahmu
( Biarlah inikan rumahku, bukan rumahmu )
Kalimat yang seharusnya
Alekanlah ja' rumahku, bukan rumahmu

Perlu digaris bawahi, contoh diatas memang idealnya menggunakankata Ale yang berakhiran -kanlah ( alekanlah ). Kata biar tetap digunakan hanya sebagai rujukan ketika kata Ale tidak bisa diberi akhiran -lah. Namun, tetap saja kata ale merupakan kata dalam Bahasa Sambas yang harus tetap digunakan, karena kata ale biarpun tidak bisa diberi akhiran -lah tetap saja bisa diganti dengan kata " Alekanlah ".

Melihat penjelasan diatas kata Biar tetap digunakan dalam Bahasa Sambas selain kata Gare/Ale. Namun, tetap memperhatikan kalimatnya. Dan juga kata Gare/Ale adalah Bahasa Sambas Asli, sedangkan biar sudah menjadi Bahasa Baku Dalam Bahasa Indonesia.

Itulah penjelasan singkat dari saya, semoga semakin menambah wawasan kita akan Bahasa Sambas. Bagi yang ingin menulis saran, masukkan atau kritik, silahkan tulis dengan bahasa yang baik. Supaya kedepan saya bisa menulis dengan lebih baik lagi.

Sumber : @Bahasa Sambas

Mitos ketika " Ujan Panas " Tiba Bagi Masyarakat Sambas.

Ujan Panas merupakan gerimis namun sinar matahari masih menyinari. Istilah ujan panas tak bisa lepas dari cerita-cerita horor orang tua pada zaman dahulu,. Menurut orang tua dulu, ketika ujan panas tiba selalu beriringan dengan munculnya Hantu. Hantu tersebut merupakan jelmaan dari manusia yang mengamalkan satu ilmu hitam dan dalam ajarannya harus menyiapkan satu korban, makanya hantu ujan panas tiba pada saat tersebut karena ingin mencari korbannya. Ujan Panas biasanya juga ditunjukkan dengan adanya Pelangi yang muncul ( antu nyaring ). Maka ketika ujan panas tiba, sebagai anak manusia sangat dilarang untuk keluar rumah takutnya akan menjadi santapan hantu ujan panas. Namun, dibalik itu semua ada beberapa mitos atau kepercayaan agar Hantu Ujan Panas tidak bisa mengambil kita/menjadikan kita korban. Yaitu :

1. Pasang lilin/lentera ( Masang Pelitte )

Besiau ( istilah untuk hujan panas yang matahari sangat terik namun hujan nya berupa air kecil ( debu ) ). Jika terjadi ujan panas yang besiau, maka orang tua sangat melaranh untuk keluar rumah, dan disarankan memasang lilin/lentera ( masang Pelitte ). Menurut orang tua, hantu ujan panas sangat takut dengan api.

2. Sapu ( Sapu Rumman )

Sapu Rumman ( tangkai padi/jerami ), selalu menjadi teman lilin/lentera ( Pelitte ). Sapu rumman selalu didekatkan dengan Pelitte yang menyala. Menurut orang tua, sapu rumman dapat membuat hantu ujan panas menjadi sial ( Karena penyapu kegunaannya untuk menyapu lantai atau sebagainya ) dan juga jika melihat penyapu rumman, hantu ujan panas akan ketakutan.

3. Menutup Lubang

Dari lubang yang besar seperti pintu ( Lawang ), Jendela ( Penjawan ) lubang-lubang yang kecil juga harus ditutup, agar hantu ujan panas tidak masuk kedalam rumah.

4. Membakar Garam dan Kulit Bawang

Jika melakukan Hal ini menurut orang tua dulu, hantu ujan panas akan merasakan kesakitan dan hantu tersebut tidak akan sampai masuk kedalam rumah.

5. Perabun

Perabun atau asapan ( sesuatu yang dibakar akan menimbulkan asap yang mengepul ). Membuat perabun biasaya terbut dari sesuatu yang bila dibakar banyak mengandung asap. Biasanya berupa daun kering, kayu lapuk, kayu sedikit basah. Tujuan nya adalah untuk mengusir hantu ujan panas agar tidak mendekat kerumah.

6. Jangan keluar rumah

Larangan yang terpenting pada saat ujan panas adalah dilarang keluar rumah ( Rannah ) biar tidak di makan oleh hantu ujan panas.

7. Besunting

Besunting adalah menempelkan sesuatu di atas daun telinga, dekat dengan rambut. Ketika berada dijalan, namun ujan panas pun tiba. Orang tua selalu berpesan agar menyuntingkan sesuatu di atas daun telinga, baik berupa rumput atau ranting. Menurut orang tua, hal tersebut akan mengalihkan pandangan hantu ujan panas. Hantu ujan panas tidak akan bisa melihat orang yang menyunting telinga nya dengan daun atau ranting, dan yang terlihat oleh hantu ujan panas tersebut hanya berupa daun atau ranting sedangkan manusianya tidak terlihat.

Itulah beberapa mitos yang menjadi kepercayaan masyarakat Sambas dan masih berkembang hingga saat ini. Percaya atau tidak itu hanyalah mitos semata. Tinggal kita yang menyikapinya. Jika terjadi sesuatu pada saat hujan panas mungkin ada hubungannya atau memang itu kesalahan diri sendiri. Kita hanya saling mengingatkan, dan untuk bertawakkal kepada Allah, karena sesuatu yang datang pada kita baik berupa ujian atau teguran itulah Tandanya Allah masih peduli dengan kita. Wallahualam

Nah, itulah penjelasan saya mengenai mitos pada saat hujan panas datang. Jika tulisan saya terdapat kesalahan atau kekeliruan, mohon kritik dan sarannya agar kedepan saya bisa menulis lebih baik lagi.

Sumber : fb : @Bahasa Sambas

Selasa, 12 April 2016

Mitos ketika " Pelangi " Muncul Bagi Masyarakat Sambas.

Pelangi atau biasan awan yang warna warni dilangit. Kata pelangi dalam penyebutannya di Sambas beragam kata, mulai dari Antu Nyaring, Putri Mande' dan sebagainya. Antu Nyaring/pelangi yang muncul memiliki beberapa larangan/mitos yang sampai saat ini berlaku bagi masyarakat Sambas dan masih dipercaya bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan. Adapun mitos-mitosnya adalah sebagai berikut :

1. Menunjuk Pelangi ( nunjok antu nyaring )

Menunjuk pelangi ( Antu nyaring ) dilarang oleh orang tua kepada anak-anaknya, teringat pada saat masih kecil jika ada pelangi ( antu nyaring ) yang muncul ibu ( ummak ) selalu melarang, karena di tunjuk akan mengakibatkan Jari telunjuk putus. Ini benar atau tidak memang waktu kecil selalu dituruti, dan tak pernah membantah apa yang dilarang. Namun, ini hanyalah mitos yang jika ditunjuk tidak ada efeknya sama sekali.

2. Isap Telunjuk ( nginsap tunjok )
Jika masih saja menunjuk pelangi, maka jari akan terputus. Untuk menghindari hal itu terjadi, para orang tua menyarankan agar mengisap telunjuk agar tidak terjadi hal diatas. Seperti jari yang terputus akibat menunjuk pelangi.

3. Mencibir ( mbirongnge' )
Mencibir ( birongnge' antu nyaring ) juga salah satu larangan, karena dapat membuat bibir sobek ( koyak ).

4. Menjulurkan Lidah ( Njalere' )
Hal ini juga dilarang karena dapat membuat lidah putus dan akan menyebkan bisu ( awa' ).

5. Pelangi Mencuri Anak
Jika masih kecil, dan ketika menangis. Orang tua selalu menakut nakuti jika masih nangis akan diambil antu nyaring (  Pelangi ). Mungkin ini sebagai bujukan kepada anaknya agar berhenti menangis.

6. Nungging
Jika ada pelangi muncul, sejak kecil dulu selain dilarang seperti yang saya tulis diatas, namun ada juga perintah. Ketika ada pelangi selalu disuruh menungging ( menungginge' antu nyaring ). Menurut para orang tua hal ini akan membuat antu nyaring akan pergi dan menghilang.

7. Perangkap Setan ( jarrat antu ujan panas )
Nah, pada waktu kecil paling takut dengan namanya Ujan Panas ( Hujan Panas ) karena menurut orang tua, ketika ujan panas datang selalu diikuti oleh setan ( antu ujan panas ). Bila ada pelangi dipohon pada saat ujan Panas itu tandanya ada perangkap setan ( Jarrat Antu ujan panas ). Maka dari itu anak-anak bahkan orang dewasa tidak boleh keluar rumah, sampai pelangi itu hilang dan memudar.

8. Melempar Bara ( Puntong Kayu Api )
Jika pelangi yang ada dipohon dekat rumah, orang tua menyarankan agar melemparkan bara kayu agar sipelangi pergi. Memang setelah dilempari puntung kayu tersebut pelanginya pergi, karena menurut orang tua pelangi tidak bisa terkena Asap.

Itulah beberapa mitos terkait adanya Pelangi bagi masyarakat Sambas. Hal itu entah benar atau tidak tergantung sikap kita masing-masing. Intinya pelangi itu bukan sesuatu yang harus ditakuti, melainkan pelangi itu sebagai reaksi alam yang indah bila dipandang.

Jika tulisan saya diatas ada yang kurang atau salah, mohon kiranya pembaca memberi masukan kepada saya, agar kedepan tulisan saya lebih baik lagi.

Sumber : retteband.blogspot.com

" Intamar Paggat vs Cacing Kepanassan "dalam Bahasa Sambas.

Kali ini saya akan membahas dua istilah ungkapan/peribahasa masyarakat Sambas yang sering terdengar hampir setiap hari oleh kita. Ungkapan tersebut sama-sama menggambarkan tentang perilaku seseorang, perilaku yang kurang terpuji atau perilaku yang tidak harus diteruskan. Simak uraian dua hal diatas berdasarkan analisa saya.

1. Intamar Paggat
Intamar masih termasuk keluarga Cacing, namun ia berukuran sedikit besar dan berwarna hitam, biasanya pada malam hari intamar bisa mengeluarkan suara. Paggat atau Putus ( Indonesia ) adalah sesutu yang terpisah/terputus. Istilah Intamar Paggat diartikan secara langsung berupa Intamar ( Cacing ) tersebut putus lalu seperti kejang-kejang ( Ka'-kelattap ). Namun, dalam pepatah orang Sambas ini, Intamar Paggat mempunyai dua arti :

a. Intamar Paggat sebagai perilaku seseorang yang buruk/kurang terpuji ( Misalkan selalu keluyuran tiap malam, jarang/tidak pernah betah dirumah ).
Contoh :
Kau to' be nong, macam nak intamar paggat lalu, siang malam kesah begayau tolen.

b. Intamar Paggat sebagai ungkapan kesakitan ( misalkan, akibat luka yang sakit hingga tubuhnya bergetar, seseorang diibaratkan seperti Intamar Paggat )
Contoh :
Lakak dilanggar oto, carekan macam nak intamar paggat inyan die kesakitan.

2. Cacing Kepanassan
Cacing adalah salah satu maklhluk hidup yang hidup di tanah. Sedangkan panas berupa suhu tinggi. Istilah cacing kepanassan hampir sama dengan intamar paggat yang juga diartikan sebagai perilaku yang kurang terpuji. Mengapa digambarkan seperti cacing kepanasan, coba anda bayangkan bila cacing terkena panas, pasti cacing tersebut akan keluar dan menyebar kesana kemari, dan juga kadang ada juga yang bergulung-gulung. Istilah cacing kepanassan menggambar perilaku yang kurang terpuji. Misalkan : keluyuran atau seorang yang menangis sambil kejang-kejang ( manas ), dan selalu membentak-bentak, meratapi.
Contoh :
Carekan macam nak cacing kepanasan kau nangis to' be.

Itulah penjelasan singkat mengenai Intamar paggat dan Cacing Kepanassan. Jika dalam tulisan tersebut terdapat kekurangan, sudi kiranya memberikan masukan, baik berupa saran ataupun koreksi.

Sumber : retteband.blogspot.com

Istilah " Saro'an & Pengelan/Penggelan " dalam Bahasa Sambas

Dua kata dalam diatas memiliki kesamaan arti yaitu undangan atas satu hajatan dari orang lain. Namun dalam kehidupan bermasyarakat di Sambas dua kata tersebut memiliki perbedaan akan waktu, untuk lebih jelasnya akan saya bahas satu persatu :

1. Saro'an
Saro'an berasal dari kata Saro' ( Seru/Seruan/Panggilan ) yang artinya diajak kerumah orang yang akan melakukan hajatan. Saro'an umumnya berlaku untuk Hajatan Perkawinan di Sambas, karena berdasarkan waktu yang panjang. Misalkan sebelum hari-H akan ada beberapa hari yang digunakan untuk menumbuk rempah, pakkatan ( ngantar ayam ), buat tarup dan sebagainya ( Akan saya tulis artikel Walimah Usyri dalam Adat Istiadat Sambas ). Saro'an yang dimaksudkan adalah menghadiri acara hajatan seseorang memang dari awal proses acara, atau jauh sebelum hari-H. Biasanya Saro'an hanya untuk tetangga, sanak keluarga, dan kerabat dekat. Karena saro'an diundang/diajak sejak perencanaan sampai akan selesai sebuah acara perkawinan.

2. Pengelan/Penggelan
Pengelan/Penggelan berasal dari kata panggel ( Panggil ) artinya diajak untuk menghadiri suatu hajatan. Nah, dimana bedanya dengan Saro'an. Pengelan/penggelan beda dengan saro'an, yang mana saro'an adalah tamu diundang dari proses awal sampai akhir acara, sedangkan pengelan/panggelan hanya diundang pada saat hari-H saja atau undangan hari Besarnya saja.

Mungkin itu yang bisa saya gambarkan dua istilah "Saro'an dan Pengelan/Panggelan ", jika merasa ada kesalahan dalam penulisan ini, mohon kiranya untuk menulis dikolom.komentar. Karena saran dan masukan nada sangat membantu untuk menyempurnakan tulisan ini.

Sumber : retteband.blogspot.com

Ragam " Demam/Penyakit" dalam Bahasa Sambas.


1. Ujan Panas
Penyakit Ujan Panas adalah penyakit yang disebabkan oleh Hujan Panas, atau dalam sehari-hari di Sambas disebut " Dammam Ujan Panas ".

2. Ngelagassan
Ngelagassan atau menggigil istilah untuk demam yang dingin/menggigil biasanya malaria/tipes.

3. Tungkal
Tungkal adalah demam yang disebabkan karena kesalahan membakar ditempat terlarang, biasanya membakar sesuatu dibekas rumah ( tembawang ), depan rumah, bawah kolong.

4. Meroyan
Meroyan biasanya terjadi setelah proses melahirkan.

5. Kalinsamme ( Pilek )

6. Apik
Apik atau apit ( sesuatu yang berada diantara dua benda ), penyakit ini biasa disebabkan oleh rumah ( misalkan rumah B diapit oleh rumah A dan B, sedangkan A dan B adalah saudara/keluarga ) hal ini tidak boleh terjadi, karena dapat menyebabkan penyakit.

7. Bageng
Koreng/luka yang tak kunjung sembuh.

8. Berak Mantak
Biasanya penyakit ini adalah BAB yang keluar bersama darah.

9. Berak Ancor ( Diare )
10. Betakkol ( Batuk Kering/Batuk berdahak ).

11. Siar-siar bulu
Biasanya ini pertanda ingin demam ( meriang ).

12. Ngullo'-ngullo' ( sakit perut )

13. Ngallu ( Pusing )

14. Gile Babi ( Ayan )

15. Molay ( Lemah Syahwat )

16. Bangkak Pelor
Biasanya penyakit ini ditandai dengan pembengkakan pada area pipi, menurut orang tua obatnya berupa BLAU.

17. Batu Palan
Penyakit ini biasanya ada benjolan berupa batu kecil disekitar pangkal paha.

18. Merasok
Menurut orang penyakit ini disebabkan oleh angin yang biasanya menyebabkan ada anggota tubuh yang kembang akibat angin. Namun berbeda dengan kembung, merasok ini biasanya berupa angin yang masuk ke tubuh, atau bagian tertentu selain perut.

19. Intamuan

20. Gane/Buah Gane
Biasanya penyakit ini ditandai dengan pembekakan pada salah satu anggota tubuh dengan membesar, orang sebut Buah.

21. Keluar Jubor ( Ambeyen )

22. Pimpin
Pimpin adalah penyakit kutil, bentol bentol pada tubuh dengan jumlah yang banyak.

23. Sumpik Katak
Penyakit ini juga tumbuhnya bentolan pada anggota tubuh namun jumlah sedikit, kulit menjadi tebal seperti layakkan kulit telapak kaki.

24. Rastong
Penyakit ini menyerang bagian tertentu, yaitu gigi, kuku dan muka ( jerawat ). Biasanya penyebab gigi yang selalu berdarah, kuku yang mudah rapuh, atau muka jerawatan hal ini disebabkan oleh rastong.

25. Pedaraan
Biasanya ini disebabkan oleh rawan/terkejut hingga menyebabkan kejang-kejang.

Itulah beberapa jenis nama penyakit dalam Bahasa Sambas. Jika anda memiliki nama lain selain yang saya tuliskan atau mempunyai arti yang berbeda dari yang saya tulis, mohon kira nya memberikan masukkan kepada saya, baik dikomentar ataupun di inbok.

Sumber : retteband.blogspot.com

Kata " Jirus, Timbus dan Kuccor " dalam Bahasa Sambas

Jirus, Timbus dan Kuccor mempunyai arti Siram ( Indonesia ). Siram ( KBBI ) adalah mencurahkan air. Namun, penggunaan ketiga kata tersebut dalam Bahasa Sambas dibedakan dengan kalimatnya.

1. Jirus ( Dirus/mendirus )
Kata jirus kebanyakan digunakn dalam kalimat yang menyatakan perbuatan ( kujirus, menjirus ), sebab ( dijirus ), jirus atau mecurahkan air kepada sesuatu objek ( manusia, benda atau sebagainya ) atau sesuatu sebab yang dialami akibat Jirus ( dijirus, dijirusnye, kana' jirus ).

Contoh :
a. Kesah tido' munto' tolen, ade kalak nang kujirus ye ( akan melakukan perbuatan jirus/mencurahkan air kepada seseorang ).
b. Kulik tanganku sampai ngelukus karne dijirus ae' angat. ( sebab/akibat setelah dijirus )
c. Umak be sagal lalu, aku sampai basa'-buso' dijirusnye. ( setelah dijirus )

Kalimat pada contoh ( a ) kata jirus menununjukkn sesuatu yang belum terjadi atau akan terjadi (ancaman), sedangkan pada contoh (c) telah terjadi dengan adanya kata " Basa'-buso' ". Sedangkan pada contoh (b) telah terjadi sesuatu akibat dijirus dengan kalimat " ngelukus ".

2. Timbus
Kata timbus hampir sama penggunaanya dengan kata " Jirus " , namun biasanya kebanyakan kata timbus digunakan dalam kalimat perintah ( Timbus be ),, atau kalimat yang telah terjadi ( Nimbuse' ) atau sedang melakukan ( Nimbus ), objek kata timbus bisa juga manusia, kotoran. Namun dua kata tersebut jika saling ditukar atau saling digunakan dalam kalimat yang bermaksud sama tidak menjadi halangan. Karena kata Jirus dan Timbus adalah kata sinonim yang sering digunakan oleh masyarakat Sambas. Hanya saja pengucapan kata Timbus lebih sering diucapkan dibandingkan dengan Jirus.

3. Kuccor
Kata kuccor lebih dikhususkan dalam penggunaan kalimatnya, meski secara bahasa kata kuccor juga berarti siram/ mencurahkan air, perbuatan ( Nguccor ). Objek dari kata kuccor tidak berupa manusia maupun kotoran yang dimaksud, objek kata kuccor adalah kata-kata tertentu misalkan kuburan, tanaman/kebun. Kata kuccor lebih sempit penggunaannya dibanding dua kata diatas, karena kata kuccor lebih spesipik terhadap tanaman ( menyirami tanaman dengan air ).

Itulah beberapa kata dalam Bahasa Sambas, yang mempunyai maksud sama namun berbeda dalam peletakan pada setiap kalimatnya. Semoga semakin menambah khazanah wawasan Budaya dan bahasa Sambas.

Bagi pembaca yang ingin mengoreksi kata diatas, silahkan tulis komentar dibawah ini demi memberikan sumbangsih dalam penulisan ini.

Sumber : retteband.blogspot.com

Senin, 11 April 2016

Nama Paling Familiar di Sambas

Tak beda jauh dengan negara barat terutama Amerika dan inggris yang punya nama familiar seperti Josh, John ( untuk laki-laki ) dan Marry ( untuk perempuan ). Di Sambas juga punya nama familiar yang bahkan hampir setiap desa/dusun mempunyai nama familiar, seperti Bujang, Amat ( untuk laki-laki ) dan Dare ( untuk perempuan ). Nama bujang sendiri kebanyakan bukan nama sebenarnya ( nama untuk sekolah ) melainkan hanya nama panggilan atau sering orang menyebutnya nama timangan.

Makna untuk bujang di Sambas adalah khusus untuk laki-laki yang sudah balig, belum menikah/lajang ( bujangan ) begitu juga sebaliknya dengan Dare. Karena kebiasaan, panggilan Bujang sudah diberikan sejak masih bayi karena untuk menimang. Sedangkan untuk nama Amat, nama ini juga sebenarnya nama timangan, hanya saja Amat berbeda dengan  Bujang yang menunjukkan anak laki-laki yang sudah balig sedangkan Amat tidak.

Nama Bujang dan Amat serta Dare di Sambas selalu diikuti oleh tambahan nama gelar ( gallaran ), sudah menjadi kebiasaan orang di Sambas, pemberian nama ujung atau gelar atas nama Bujang dan Amat serta Dare terkadang sesuai keseharian yang bersangkutan/berdasarkan ciri khas orang tersebut. Misalkan : karena kesehariannya suka mencari ikan, namanya menjadi Bujang Tanggok ( Jang Tanggok ). Begitu juga dengan Amat, nama ujung juga berdasarkan kebiasaan orang tersebut, misalkan karena berjualan ayam, nama Amat diberi Gelar Amat Ayam ( Mat Ayam ). Begitu juga dengan nama Dare, misalkan karena postur tubuhnya yang kecil lalu dipanggil Dare Kumping.

Itulah nama-nama familiar di Sambas yang banyak dijumpai hampir disetiap desa/dusun di Sambas.

Untuk kritik dan saran silahkan tulis di komentar atau inbok, guna menambah wawasan penulis dalam mengembangkan Bahasa Sambas.

Sumber : fb : @Bahasa Sambas

Penggunaan Kata " BASE " Dalam Bahasa Sambas

Base adalah Bahasa ( Indonesia ) yang berarti lambang bunyi atau percakapan suatu bangsa/daerah. Ada pepatah mengatakan Bahasa Menunjukkan Bangsa ( Base menunjukkan Bangse ), ungkapan ini benar-benar terjadi dalam kehidupan di Sambas, terutama bagi mereka yang berada diperantaun. Base ( Bahasa ) menjadi pemersatu untuk masyarakat Sambas, sebagai bukti jika berada di suatu daerah lain atau diluar Sambas jika menemukan saudara yang juga orang Sambas dan berbicara Bahasa Sambas akan lebih menjadi akrab dan bahkan bisa jadi saudara diperantauan. Hal ini disebabkan hanya persamaan daerah asal yang dicirikan dengan kesamaan Base ( Bahasa ). Namun istilah Base ( Bahasa ) dalam Bahasa Sambas juga mempunyai arti lain yaitu Bahasa Panggilan/sapaan ( Base Panggelan ) atau panggilan khusus buat kerabat/saudara. Misalkan : Along, Angah, Ude, acik, uning, itam, unggal, anjang, Udda', Ittam, dan sebagainye. Ungkapan tersebut berlaku dalam panggilan keluarga/kehidupan masyarakat sebagai pengganti kata Abang/,Kakak yang lebih familiar ( Keindonesian ). Adalagi base/panggilan kepada sanak keluarga misalkan : Pak long, mak long dan sebagainya sebagai ganti kata Paman/om dalam memanggil sapaan akrab khusus saudara dari Ayah atau Ibu, dan masih banyak sekali panggilan/sapaan dalam Bahasa Sambas. Insyaallah nanti saya buat artikel saya bahas satu persatu.

Melihat tulisan diatas, penggunaan kata Base ( bahasa ) mempunyai dua penempatan yaitu Base berarti Bahasa secara umum, misalkan : Base Sambas, Base Indonesia atau Base Luar negeri.
Sedangkan yang kedua adalah Base yang digunakan dalam ungkapan untuk sapaan khusus di Sambas sebagai pengganti Abang/Kakak, Mas ( Jawa ), Akang ( Sunda ). Misalkan :  Base Along, Base angah, base udde dan sebagainya. Kemudian ada keuntungan tersendiri dengan menggunakan Base/sapaan, hal ini akan menunjukkan ciri khas suatu budaya khususnya budaya melayu Sambas yang kental akan budaya dan bahasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bangga menggunakan Bahasa Melayu Sambas dalam kehidupan sehari-hari merupakan penghargaan yang tertinggi untuk sesepuh/leluhur orang Sambas yang telah menciptakan Bahasa Sambas sebagai Bahasa pergaulan dimasyarakatnya. Sebagai masyarakat/pemuda Sambas harusnya bangga menggunakan Bahasa Sambas sebagai bahasa pergaulan dan juga harusnya memerangi dan membentengi diri dari percampuran bahasa luar yang nanti akan mengurangi dan melunturkan Bahasa dan Budaya Sambas. Belajar bahasa asing/luar tidak menjadi persoalan dan masalah asalkan tidak melunturkan bahasa dan budaya sendiri. Bukankah ada pepatah " Kacang lupa akan kulitnya " begitu juga dengan kita semakin kita banyak belajar, maka semakin giat pula kita menggali sesuatu yang ada disekeliling kita.

Katakan " Kami Bangga Jadi Orang Sambas, Dan Juga Kami Bangga Akan Bahasa Sambas ".

Kata " Ina'-Ina'ang " Dalam Bahasa Sambas

Ina'-Ina'ang dalam Bahasa Sambas artinya Satu-Satunya atau tersisa Satu terhadap kepemilikan ( barang/uang/benda dsb). Kata "Ina'-ina'ang "dalam bahasa Sambas menyatakatan kalimat yang tegas untuk pengucapannya, artinya bila diucapkan kata " ina'-ina'ang " kata tersebut benar-benar menunjukkan arti satu satunya atau tersisa satu, namun biasanya diikuti kata keterangan ( kata keterangan adalah semua kata yang memberi keterangan pada kata kerja, kata sifat, kata bilangan atau seluruh kalimat ).
Sebagai contoh perhatikan kalimat berikut ini :
1. Bajuku carekan ina'-ina'ang sallai agek
Kalimat tersebut menjelaskan bahwa baju hanya tinggal satu-satunya.
2. Ina'-ina'ang be duit yang dibawa'nye berangkat ke Sambas ye.
Kalimat tersebut menjelaskan bahwa uang yang tersisa hanya itu, tidak lebih dan tidak ada lagi.
3. Ina'-ina'ang sorang anakkku
Kalimat tersebut menunjukkan bahwa anaknya memang satu-satunya ( simata wayang ).

Dari dua perbedaan kalimat diatas, penggunaan kata " ina'-ina'ang " menunjukkan hanya itu yang ada/satu-satunya. Meskipun dalam pernyataan kalimat menjelaskan kepemilikan uang, barang dan sebagainya namun artinya tetap merujuk pada satu arti yaitu " satu-satunya, tunggal atau yang tersisa ". Dengan kata lain penggunaan kata " ina'-ina'ang besifat umum dan berlaku luas dikalangan masyaratkat Sambas. Tanpa harus memperhatikan penempatan kata dan penggunaannya, orang akan mudah mengerti yang dimaksud kata na'-ina'ang dalam Bahasa Sambas tetap mempunyai satu arti yaitu satu-satunya/hanya satu saja.

Silahkan berkomentar untuk kritik dan saran pembaca, guna menuju kesempurnaan penulisan Bahasa Sambas.

Sumber : retteband.blogspot.com

Penulisan kata " Salo'/Salok/Salu' " Dalam Bahasa Sambas


Dalam penulisan Bahasa Sambas tidak jauh berbeda dengan penulisan dalam Bahasa Indonesia pada umumnya. Penulisan Bahasa Sambas harusnya sudah disepakati ejaan dalam penulisannya kata-katanya sejak dulu. Jika tidak, maka hal ini akan menyebabkan perbedaan dalam penulisan ejaan kata dalam Bahasa Sambas meskipun yang dimaksud sama. Orang Sambas akan dengan versinya tersendiri dan dengan beragam dalam penulisan kata. Menurut saya ada beberapa kata yang saya temui dalam Bahasa Sambas yang kata-katanya sangat berpengaruh antara beda tulisan dan beda pelafazan. Contohnya, antara kata Salo' dan Salok serta Salu'. Biasanya Orang menulisnya dengan kata " SALOK " dan Salo', menurut hemat saya penulisan kata " Salo' " harusnya menggunakan Huruf akhir " U " bukan " O ", kenapa ? Karena jika orang luar Sambas yang membacanya akan mengucapkan sesuai dengan tulisannya, otomatis huruf " O " akan dilafadz kan secara jelas. Beda dengan huruf " U " kata " Salu' " akan lebih mendekati, karena huruf Vokal " U " lebih lembut dan hampir mengenai. Begitu juga dengan kata kampong, harusnya Tulisan nya Kampung seperti yang tertulis dalam bahasa Indonesia. Penulisan kata Salu' seharusnya sama seperti penulisan kata Kampung, Biar lebih mendekati baik secara pengucapan maupun tulisan, hingga orang luar Sambas lebih mudah dalam mengucapkannya.

Penulisan kata salu' saya hanya menemui dalam beberapa lirik lagu karya Bulyan Mustafa yang merupakan seorang Maestro seni lagu Sambas, dan saya sangat setuju sekali dengan penulisan kata tersebut. Jika sekarang kita masih menulis kata " Salu' " dengan kata Salok atau salo' maka itu juga bukan sebuah kesalahan. Namun, hanya saja akan menyulitkan orang luar Sambas dalam mengucapkan, " O " akan dibaca jelas, sedangkan menggunakan huruf " U " akan lebih mendekati.

Sejatinya sekarang Masyarakat Sambas sudah menyepakati penulisan kata Salok/ salo' menjadi " Salu ' " karena seperti penjelasan saya diatas. 

Minggu, 10 April 2016

Pengertian dan penggunaan kata " Nyarrap/sarrap " dalam percakapan Bahasa Sambas.

Sarrap/Nyarrap/Kesarrapan/Nyarape'eng berasal dari kata sarrap, artinya serap/resap atau menyerap ( mengandung air ). Namun kata " Sarrap " memiliki makna lain selain makna serap. Adapun contohnya sebagai berikut :

1. " Sarrap " menyatakan saat/waktu menjelang.
Contoh : Sarrap Bahari ( menjelang sore )
Sarrap Magreb ( menjelang magrib )
Sarrap malam ( menjelang malam )

2. " Sarrap " menyatakan serapan air/meresap.
Contoh : Carekan Sarrap ae' perawu iye ( perahu yang mudah tenggelam, karena air mudah meresap lewat kayunya ).

3. " Sarrap " menyatakan larut/masuk.
Contoh : carekan sarrap inyan ilmu nang diamalkannye ye.

4. " Sarrap " berimbuhan ( kesarrappan ) menyatakan kemasukan
Contoh : care rupe ke-sarrap-an inyan be biak iye tade' e.

5. " Sarrap " berimbuhan ( Nyarrap ) menyatakan cocok.
Contoh : carekan nyarrap inyan kau makai baju iye, parcis lalu macam na' raje.

6. " Sarrap " berimbuhan ( Nyarrape'eng ) biasanya untuk memberikan teguran/perhatian kepada seseorang yang dianggap tidak pantas.
Contoh : Nyarrappe'eng kau gayye, macam na' intamar paggat lalu.

Itulah pengertian dan penggunaan kata " sarrap " dalam Bahasa Sambas. Mohon kritik dan saran dalam penulisan ini, jika masih ada kekurangan silahkan tambahkan dikolom komentar.

Jumat, 08 April 2016

Ragam " Bau " Dalam Bahasa Sambas

Bau atau sesuatu yang ditangkap oleh indera pencium/sesuatu yang di tangkap oleh hidung. Bau dalam Bahasa Sambas digolongkan dari sumber asal muasal dari bau tersebut berada. Pemberian nama bau dalam Bahasa Sambas juga berdasarkan Jenis dan nama barang yang menimbulkan Bau. Ya, hampir sama dengan Bahasa Indonesia, hanya saja berbeda dalam pengucapan katanya. Namun, Bau dalam Bahasa Sambas lebih beragam nama dan asal muasalnya yang kadang tidak ditemui dalam Bahasa Indonesia.

1. Bau Parrak
Sesuatu yang sangat bau sekali biasanya bau ini disebabkan oleh celana yang tak diganti dan sering di kencingi ( celana bayi ). Dan bau ini juga sebagai ungkapan yang menyatakan jijik karena bau yang terlalu menyengat. Dan bau ini juga sebagai sindiran agar seseorang rajin mencuci pakaian/badan, dan sebagainya.

2. Bau Ampis
Bau yang keluar dari ikan/hewan/darah ( Bau Anyir atau Bau Amis )

3. Bau Lassing
Bau lassing adalah bahasa ungkapan untuk sesuatu yang umum, asalkan sesuatu yang berbau, baik jenis ataupun barangnya ini tergolong sangat umum.

4. Bau Rangngang ( Bau Pesing )

5. Bau Ledeh
Bau ini sama dengan poin nomor 1.

6. Bau Ari ( Bau Keringat )

7. Bau Tae' ( Bau Tahi )

8. Bau Bunto' ( Bau busuk )

9. Bau Kantut ( Bau Kentut )

10. Bau Ampang
Bau ini juga tergolong umum, tak melihat barang atau jenisnya, asal sesuatu yang berbau juga bisa dikatakan Bau Ampang.

11. Bau Bangar
Bau ini disebabkan karena adanya perendaman, biasanya bau ini bau yang berasal dari singkong yang di rendam, dan pinang.

12. Bau Pijat ( Bau Kepinding )

13. Bau Tangngi
Bau ini disebabkan oleh bau minyak goreng yang sudah lama.

13. Bau Lasso'
Biasanya sumber bau ini berasal dari bau kelapa yang busuk ( kelapa bulat ) atau bisa juga bau ini disebabkan oleh asap mercun yang gagal meledak, sedangkan mercunnya akan di sebut Lasso'.

13. Bau Bullo'
Biasanya  bau ini disebabkan oleh rambut atau bulu yang terbakar atau ada salah satu komponen alat elektronik yang konslet hingga asapnya yang keluar akan menyebabkan bau bullo'.

13. Bau Angus
Bau ini disebabkan oleh sesuatu yang gosong/hangus, biasanya karena kelamaan dipenggorengan.

13. Bau Rattong
Bau ini disebabkan karena kelamaan proses pembakaran, misalkan membakar daging ikan yang  kelamaan baru di angkat.

14. Bau Mahat
Bau yang disebabkan oleh tanah yang masuk dalam celah kuku hingga daging kuku busuk dan menimbulkan bau.

15. Bau Masam
Biasanya bau ini untuk menunjukkan bu badan, bau kencing yang terlalu lama dan bahkan bau khusus pekasam ( ikan yang diasamkan ).

16. Bau Basi
Sesuatu yang telah lama, biasanya nasi yang basi hingga menyebabkan bau.

17. Bau Mayyan ( bau kemeyan )
18. Bau Garu ( bau kayu gaharu )

19. Bau Amau
Bau ini disebabkan karena kelamaan didalam lumpur, atau bau lumpur itu sendiri.

20. Bau Jarrong
Bau yang tergolong umum, sama dengan bau lassing. Dan kata ini khusus untuk menyindir seseorang, misalkan mengolok seseorang yang bau agar ia segera mandi.

21. Bau Rastong
Bau ini disebabkan oleh bau mulut, namun bukan bau mulut biasa yang karena tidak menggosok gigi. Biasanya rastong berciri gigi mudah berdarah dan sebagainya.

22. Bau Bangngam ( Bengam )
Biasanya bau ini disebabkan oleh pakaian/selimut/handuk yang jarang dicuci ( bisa juga badan yang jarang mandi ).

Jika pembaca ada tambahan kata/jenis bau yang belum saya tuliskan. Mohon kiranya menulis di kolom komentar atau via inbok ( facebook ) guna menambahkan jenis atau ragam bau dalam bahasa Sambas. Semoga Bahasa Sambas semakin Banyak yang peduli untuk menilik keindahan dan keberagamannya.

" BUAR vs RUWE " Dalam Percakapan Bahasa Sambas

Buar dalam bahasa Sambas memiliki arti kata " Boros " dalam Bahasa Indonesia. Boros menurut KBBI adalah berlebih-lebih dalam pemakaian uang, barang dst. Dalam Bahasa Sambas istilah kata Buar mempunyai makna yang sama dengan boros. Namun ada istilah dalam penggunaan kata " Buar " yang menunjukkan makna lain. Makna kata " buar " yang lain adalah menggemburkan tanah.

Perhatikan contoh berikut :
" Buar " inyan be kau dangngan duit, bare' seribu, seribu pun abis. ( bermakna boros )
Tade' pagi ari pak anjang " buar "-kan tanah dikabon tarrongnye. ( menggemburkan tanah )
Dari dua perbedaan kalimat diatas maka yang jadi pembedanya adalah akhiran -kan. Kata " buar " tanpa awalan maupun akhiran berarti " Boros " namun jika kata " buar " diberi akhiran -kan atau di beri awalan akan bermakna " menggembur-kan ".

Ruwe juga sering disamakan dengan pemakaian sesuatu yang berlebih. Namun, Kata Ruwe hanya menuju satu makna yaitu sesuatu yang lebih/sisa/berlebih dan saya belum menemukan makna kata lain untuk kata " Ruwe ". Perlu di ingat, kata Buar dan Ruwe juga harus dipisahkan penempatan dan penunjukkan pada setiap kalimatnya. Kata Ruwe lebih dikhususkan untuk menyatakan sesuatu yang berlebihan dalam pemakaian ( bukan uang ), misalkan untuk menyatakan barang cepat habis hingga akan dikatakan Ruwe dan yang jadi pembeda kata Buar dan Ruwe adalah belum ditemukannya adanya awalan atau akhiran untuk kata Ruwe, sehingga tidak merubah makna kata Ruwe itu sendiri.

Contoh kalimat :
Ruwe inyan be kitta' makai sabun, baro' nak malli tade' tapi to' dah abis.
Ruwe tampat mun kitta' ngise'nye gayye. ( artinya tempat masih banyak tersisa ).

Mohon kritik dan saran dalam penulisan ini, silahkan tulis dikolom komentar atau kunjungi profilku untuk memberikan.masukkan.

Kamis, 07 April 2016

Awalan Ti- atau Te- dalam Bahasa Sambas

Awalan Ti- atau Te- dalam percakapan Bahasa Sambas sama dengan awalan Ter- dalam Bahasa Indonesia. Awalan Ti- atau Te- adalah sama dalam penggunaanya maulun kosa kata yang ingin diberi awalan, hanya saja dua awalan ini berbeda dalam dialek sehari-hari ( berbeda kampung/berbeda logat ), karena Kab. Sambas sangat luas hingga menyebabkan beberapa ragam dialek meskipun maksud dan tujuan nya sama. Dialek dalam percakapan Bahasa Sambas untuk awalan Ti atau Te adalah sama
Contoh :
Ti-ampas atau Te-rampas
Ti-babas atau Te-babas
Ti-ballos atau Te-ballos
Ti-calup atau Te-callup
Ti-dallong atau Te-dallong
Ti-gogo' atau Te-gogo'
Ti-hontos atau Te-hontos
Ti-jangkang atau Te-jangkang
Ti-alle atau Te-alle
Ti-conom atau Te-conom
Ti-cangngang atau Te-cangngang

Itulah beberapa contoh kosa kata dalam Bahasa Sambas yang berawapan Ti- atau Te- yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari di Sambas. Masih banyak lagi kosa kata yang berawalan Ti atau Te dalam Bahasa Sambas.

Perbedaan Akhiran -Kan dan -E' dalam percakapan Bahasa Sambas

Akhiran -kan dan -e' dalam bahasa Sambas mempunyai perbedaan dalam setiap peletakan dalam kalimat, bahkan akhiran -kan dan -e' juga mempunyai makna yang berbeda dalam setiap penggunaannya. Tergantung setiap kalimatnya, maka penggunaan akhiran -kan dan -e' harus ditempatkan sesuai dengan fungsi kalimatnya. Karena apabila dua akhiran ini saling ditukar atau salah dalam penempatan kalimatnya maka akan merubah makna  malah bisa menjadi kalimat yang salah.
1. Akhiran -kan
Contoh :
Bare'-kan tas ito' ke Sidare kalla' i ?
Lattak-kan di antol iye aja' yo barang bawaanmu ye.
Misalkan jika salah menempatkan akhiran -kan, maka kalimatnya akan menjadi rancu dan tidak tepat.
Contoh :
Bare'-e' tas ito' ke Sidade kalla' i ?
Lattake' di antol iye aja' yo barang bawaanmu ye.
Akhiran -kan lebih mempertegas kalimat pada contoh yang pertama  karena penempatan akhiran -kan sesuai dengan letak dan kalimatnya. Akhiran -kan juga merubah kata menjadi kalimat perintah, sesuai dengan kata dan kalimatnya juga.

2. Akhiran -e'
Contoh :
Pagangng-e' kuat-kuat be gare daan anyut.
Alas-e' be tampat tidokmu gare daan ngerassang.
Akhiran -e' juga harus sesuai dengan penemptan kata dan akhiran dalam setiap kalimatnya. Jika salah dalam penempatan maka pengucapannya akan mempunyai makna negatif.
Contoh :
Kancing-e' bajumu ye be ( seolah menyuruh mengencingi baju, seharunya maksudnya mengancingkan baju ) karena dalam bahasa Sambas Kancing ( Kencing ), Kancing ( Kancing Baju ) sama dalam pengucapan maupun tulisnya.
Seharunya kata "kancing" menggunakan akhiran -kan biar tidak salah dalam maksud kalimatnya.
Contoh :
Kancing-kan Bajumu ye be.

Selasa, 05 April 2016

Tips Sebelum Tidur

Tidur merupakan hal yang pasti terjadi pada semua manusia dan termasuk semua makhluk ciptaan Tuhan. Tidur memang perlu kenyamanan dn ketenangan, maka dari itu perlu diperhatikan hal hal yabg kadang anda anggap sepele. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum tidur, yaitu.

1. PANGKENG
Periksa kelengkapan dan kondisi pangkeng anda sebelum tidur, mulai dari baut, rangka dan alas papannya. Kenapa ? Karena jika kondisi PANGKENG anda mulai SOYO' takutnya jika anda tidur terlalu LISSE maka anda akan BELABBIK dan lebih parah lagi anda bisa TEBALLOS.

2. SEDUNNI
Kondisi SEDUNI yang baik adalah dalam kondisi tidak RATTAS, kabu-kabunya masih utuh dan masih ANYOT-ANYOT serta dalam keadaan bersih. Terlebih lagi tidak ada IMPIJAT dan IMPAWAK didalamnya. Hal yang perlu anda perhatikan jika anda sering BUBO' tengah malam harusnya SEDUNI anda harus dilapisi dengan Plastik, biar tidak LECAH dan bau RENGANG.

3. GABBAR
Usahakan GABBAR yang anda SELEBONGKAN untuk tidur adalah GABBAR yang bersih dari AMA', biar tidur anda nyenyak tidak BEKISAI bergaruk kegatalan. Ini akan membuat tidur anda tidak nyaman. Usahakan GABBAR anda DITAPPAS rutin minimal 3 bulan sekali.

4. BANTAL
Memilih bantal yang enak adalah bantal yang lembut, usahakan bantal anda juga bebas dari IMPIJAT, biar TIGE' tidak KAK KERANNYET saat anda tidur.

5. BELUNGKOR
Belungkor juga perlu anda perhatikan, karena belungkor sebagai alas Seduni anda juga perlu perhatian anda, belungkor yang baik ialah dalam kondisi masih layak pakai, jika belungkor anda sudah SENYURAIYAN PUDAKNYA maka gantilah dengan yang baru.

6. LAPIK SEDUNI
Selain SEDUNI yang buat tidur jadi nyaman, LAPIKnya juga sangat berpengaruh buat kenyaman, pilihlah LAPIK yang tidak NGERASSANG, biar belakang anda tidak berbekas saat anda GURING. Pilih LAPIK yang lembut, misalkan lapik menggunakan GABBAR yang besar atau LAPIK BELUNGKOR juga sangat baik.

7. SARONG BANTAL
SARONG BANTAL juga perlu yabg baik, dan usahakan Sarong Bantal Yang menggunakan REK, biar bisa membukanya.

Setelah semuanya anda perhatikan satu persatu, untuk masalah lampu atau penerangan itu tergantung anda mau tidur lampu dalam keadaan padam atau menyala, kemudian PENYAWAN dan LAWANG juga harus dalam keadaan BESONDOK, biar hal yang tak diinginkan tidak terjadi.

Sekian, jika ada kritik dan saran, silahkan tulis dikomentar.

Penggunaan kata " Tolen " dalam percakapan Bahasa Sambas.

Kata " tolen " yang digunakan dalam percakapan bahasa Sambas mempunyai beragam arti, ini tergantung penempatan kata " Tolen " pada setiap kalimatnya. Kata Tolen secara bahasa berarti " Saja " namun sesuai dengan penggunaanya dalam setiap kalimat kata tolen mempunyai beberapa arti.

1. " Tolen " yang berarti " Itu saja/Saja "
Penggunaan kata tolen yang menunjukkan arti itu saja/saja terdapat pada kalimat yang menunjukkan Nama, dengan kata lain jika nama orang hanya terdiri dari satu kata saja maka kata tolen menunjukkan arti " Saja "
Contoh :
Nameku ke Riko tolen, sian agek ujongnye be.

2. " Tolen " yang berarti " terus ".
Kata tolen yang menunjukkan makna terus terdapat pada kalimat yang menggambarkan bahwa sesuatu/kejadian yang secara berulang-ulang terjadi, atau dengan tenggang waktu yang tak lama.
Contoh :
Ujan tolen ( ujan terus menerus )
Nangis Tolen ( Nangis terus )
Gayye tolen naang kerajaanmu be i ( sesuatu perbuatan yang dikerjakan terus-menerus ).

3. " Tolen " yang berati " mirip "
Kata tolen yang menunjukkan makna mirip terdapat pada perbandingan wajah orang/makhluk hidup yang dianggap serupa tapi tidak sama.
Contoh :
Tolen lalu mukemu be macam nak muke Zaskia Gotik.

4. Pengulangan kata " Tolen " ( Ten-Tolen )
Pengulangan kata tolen menjadi ten-tolen hampir sama pada poin dua yaitu menunjukkan sesuatu peristiwa/perbuatan yang dilakukakan berulang-ulang.
Contoh :
Carekan ujan ten-tolen jua' hari tok be, nak kumme pun payah.
Nangis ten-tolen dari siang kemalaman agek.

Hanya itu yang dapat saya uraian, mohon kritik dan sarannya didalam kolom komentar.

Minggu, 03 April 2016

Tips-Tips Mengikuti Ujian Nasional


Sebelum ujian nasional berlangsung usahakan satu kelas buat perencaan atau skenario untuk beraksi dikelas, atur strategi bersama teman sekelas untuk, pertama mengalihkan perhatian pengawas, kedua membuat kesepakatan kode kode unik, ketiga strategi berbagi jawaban. Namun perlu juga diperhatika  tips-tips berikut ini :

1. Siapkan Contekan
Contekan itu sangat berguna ketika kamu sedang bingung dibangku ujian, ini merupakan jurus andalan ketika teman kiri kanan tidak mau berbagi jawaban. Contekkan dapat berupa guntingan kertas yang telah bertuliskan jawaban/rumus-rumus penting. Ini akan membantumu dalam menjawab soal ujian. Contekan ini dapat disimpan diberbagai tempat, misalka  dicelah dasi, dalam sepatu atau bahkan bisa juga menulis rumus rumus di dalam baju, dibetis atau sebagainya.

2. Kode
Kode berarti disini adalah tanda untuk meminta jawaban ataupun memberikan jawaban kepada teman. Kode dapat bermacam-macam, misalkan batuk sekali untuk jawaban A, atau seterusnya, jika untuk meminta jawaban dapat membuat isyarat berupa ketukan kecil, batul kecil atau cukup katakan ehem pada teman.

3. Posisi Duduk
Nah, kalau ini sangat menentukan sekali, sesuai pepatah zaman saya " posisi menentukan prestasi ". Jika kamu dapat posisi duduk paling pojok nah ini dia kesempatan emas yang tiada tara nikmatnya, kamu bisa semau hatimu membuka contekkan, membuka hape dan melihat rumus-rumus yang telah kamu siapkan.

4. Bawa Hape Lebih dari satu
Zaman sekarang ngak zaman lagi punya hape satu, usahakan punya hape lebih dari satu, kalau tidak ada boleh pinjam sama tetangga biar hape mati seklipun karena pas pengumpulan hape juga dinon aktifkan kan. Hehehe. Jadi kamu simpan aja tu hape yang mati di meja depan pengawas dan hape android yang sudah berisi pulsa dan paket internet kamu sembunyikan rapat-rapat. Lalu kamu pasang muka ramah dan murah senyum. Jika kamu ingin membuka hape, ubah raut mukamu dengan muka bingung. Insyaallah pengawas tak akan curiga. Hehe.

5. Sarapan.
Ini juga berpengaruh jika kamu tak sarapan pagi, kasian kamunya kalau lapar nanti resek. Sebelum ujian usahakan sarapan, ya minimal sarapan kuacilah biar tidak terganggu dengan perut yang keroncongan.

6. Kancing Baju
Perhatikan kondisi baju sekolahmu sebelum berangkat ujian, perhatikan bagian kancing baju dan mulai hitunglah, jika ada yang lepas maka pasanglah yang baru, karena ini juga berpengaruh. Misalkan kancing baju ada 5 sesuai dengan opsi jawaban ujian a,b,c,d,e ada lima poin, jika kancing bajumu lepas satu kemungkinan kamu akan salah menentukan jawaban, akhirnya kamu tidak bisa menebak jawaban e. Begitu seterusnya.

7. Wc
Nah ini jurus ampuh sekali, jika kebingungan untuk membuka contekan, membuka hape atau membuat kode, kamu jangan khawatir inilah dia jurus pamungkasnya. Silahkan kamu izin kepengawas untuk ke Wc, pas kamu di wc silahkan buka contekkan, buka hape kalau pun kamu tidak juga menemukan silahkan kamu tulis didinding wc no soal dan kode paket ujian kamu biar nanti teman yang lain bisa baca dan memberikan jawaban. Atur selang waktu untuk kamu bolak balik ke wc agar tidak membuat pengawas curiga.

Nah, itu saja tips-tips ujian nasional jika kamu memang terdesak tidak tau sama sekali jawabannya boleh saja kamu pejamkan matamu dan tebaklah jawaban itu. Sesuai pepatah " dimana ada usaha disitu ada jalan ". Maka usahakan tips-tips diatas yakinlah keberuntungan bersamamu.

Kata Bermakna " TIDAK " dalam Bahasa Sambas

Tidak adalah partikel untuk menyatakan penolakan, pengingkaran dan penyangkalan( KBBI ). Dalam bahasa pergaulan khususnya bahasa Sambas, kata tidak atau kata untuk menyatakan penolakan mempunyai beberapa kata, diantaranya :

1. Indak
Indak berdekatan dengan arti tidak, secara bahasa kata " indak " lebih sering digunakan dalam bahasa pergaulan di sambas. Kata Indak hanya di posisiikan atau jawaban setelah mendapatkan ajakan/perintah dari seseorang secara langsung.
Contoh :
Umak : Nong paggi kumme dah,
Anak  : Indak aku mak, ari panas takut kan laggam.

2. Daan/ndak an
Kata daan dalam bahasa sambas juga berarti tidak, dan kata daan juga dikhususkan untuk menolak secara halus.
Contoh :
Daan suah be die gayye kandaang.
Daan dlok kali bang nak malli baju iye, dudi-dudilah barro' nunggu ade duit.

3. Besumpik
Kata Besumbik juga berarti tidak namun hanya jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari dan kata ini hanya terkadang di ucapkan dalam keadaan bergurau atau sedang emosi.
Contoh :
Besumbik inyan aku dangngan kau ye, Koset mun tau mande'. Cocoklah kau daan laku.

4. Besumpah Nyan aku/Besumpah be mun maok
Kata tersebut juga berarti tidak, namun penggunaannya dkhususkan menolak secara kasar, atau menolak secara terang-terangan dengan nada yang tinggi.
Contoh :
Besumpah b mun maok anakku dangan die, yang model macam gayye ye.
Besumpah nyan aku dangan kau ye, kelakuan pun macam taddong e.

5. Koset
Kata Koset juga berarti tidak, hanya saja kata koset lebih mengarah pada penunjukan sesuatu yang berwujud. Namun bisa juga menunjukkan makna sebuah tidak adanya perhatian.
Contoh :
Koset mun ade die agek disie.
Koset aku mun didulikannye.

6. Betobel
Betobel juga berarti tidak, namun hanya saja jarang digunakan. Kata betobel lebih tepatnya digunakan sebagai kata untuk menyatakan penolakan secara jelas.
Contoh :
Betobel aku dangngan kau e.

7. Bussong Haram Pakkong
Kata tersebut merupakan sebuah ungkapan tidak, yang tujuan nya untuk meyakinkan seseorang agar dapat dipercaya. Namun kata ini jelasnya.adalah sebagai kata sumpah. Bersumpah dengan mengakui bahwa dia melakukan/tidak.melakukan sesuatu.
Contoh :
Bussong haram pakkong, bukan aku nang nyurinye.
Bussong haram pakkong aku daan ikut dangan biak tadek ye.

Itulah beberapa kata yang dalam bahasa sambas yang menyatakan arti Tidak. Jika ada saran, kritikan serta penambahan mohon kiranya ditulis dikolom komentar.

Contoh Kata Sinonim dalam Bahasa Sambas

Sinonim atau persamaan kata menurut KBBI adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk bahasa yang lain. Sinonim dalam Bahasa Sambas contohnya : Kenining-kenining, Siau Layau, Kullu-Kille', Gede'-Gede', Beselili, kata tersebut mempunyai satu arti yaitu Lalu Lalang.
Sedangkan sinonim yang artinya banyak dalam bahasa Sambas lebih bervariasi lagi, Misalnya Melonggo', Munggor, Belampar, Betapas, Ngirak, Tesoyah, Merunjo', Tisonggor, Bejibun, Betumpok-Tumpok, Ngerannyi', Impusak, Melimpar, Ngeriap Gammok ( istilah dalam menanak nasi yang banyak ), Buak-Buak ( Istilah luka yang banyak mengeluarkan darah ). Namun dalam penggunaan kata tersebut harus pada kalimatnya, ada kata yang tak pantas di tempatkan dalam satu kalimat  karena akan mempunyai makna berbeda walaupun maksudnya sama-sama menunjukkan kata banyak.

1. Melonggo'
Kata ( Longgo' ) Me-longgo' mempunyai dua arti berbeda sekaligus, walau ia menunjukkan arti banyak namun jika penggunaan kalimatnya lain maka ia akan bermakna lain, penyebabnya adalah karena menggunakan akhiran atau awalan, sedangkan yang menunjukkan kata banyak hanya awalan Me- dan tanpa akhiran, misalkan kalau diberi awalan Me - dan akhiran -Kan maka akan berubah makna, yang berarti sesuatu perbuatan. Begitu juga dengan awalan Di- kata Longgo' akan berubah makna yang bukan lagi berarti banyak.
Contoh
Bangse iye me-longgo dirumah ( menunjukkan kata banyak )
Long Udang Me-longgo'-kan bakkas tabbasannye ke terumbo' Limau ( menunjukkan kata perbuatan , atau Ngapelah rumput tang dilonggo'kan sie.

2. Munggor
Kata munggor berarti bahwa banyaknya benda atau barang yang menyerupai sebuah gunung atau piramida.
Contoh :
Carekan munggor nasek dalam pinggannye.
Namun jika kata munggor di beri awalan dan akhiran tetap saja akan menunjukkan makna yang sama.
Contoh.
Carekan timunggor inyan taek sapi di raban nye nun.
Cobelah munggorkan sikit kau buat terumbo' kacang ye.

3. Belampar
Kata belampar juga bermakna banyak, namun kata ini juga tergantung penempatan pada kalimatnya. Belampar artinya sesuatu ( biasanya buah ) yang tidak sama posisinya ( berserakan ).
Contoh :
Carekan belampar lurohan durian malam itto'.
Namun, kata belampar juga punya arti lain yang berasal dari hamparan ( biasanya hamparan tikar tanpa kasur ) yang diatasnya orang sedang berbaring atau tidur.
Contoh :
Semalam kame' tidok belampar.

3. Betapas
Betapas artinya menunjukkan betapa banyaknya sesuatu, atau sesuatu yang tak terhingga.
Contoh :
Carekan betapas inyan kutumu tok e.

4. Ngirak
Kata ngirak artinya menunjukkan sesuatu yang tidak pada tempatnya atau berserakan, misalkan Sampah, mainan yang sana sini hingga terlihat banyak.
Contoh :
Carekan ngirak inyan uras bakkas kita' betarah gumbar tok e nong nong.

5. Impusak, Ngerannyi' dan Ngeriap
Kata ini juga menunjukkan makna banyak, hanya saja kata impusak jarang digunakan. Sedangkan ngerannyi' dan ngeriap menunjukkan banyaknya makhluk hidup.
Contoh :
Carekan impusak manusie di padang bal.
Carekan ngerannyi' nyan polehan biak ngael.
Yo carekan ngeriap inyan anak ikan di sungai.

Itulah beberapa contoh sinonim dalam Bahasa Sambas, dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lain. Disini saya hanya menulis beberapa saja dan itu hanya sebatas pengetahuan sehari-hari saya saja. Kira pembaca ingin menambahkan kritik dan saran bahkan masukkan silahkan tulis dikolom komentar.

Sabtu, 02 April 2016

Makna dan Istilah Singalawan ( Bahasa Sambas )

Pimpa dan Osom : Pimpa adalah awal proses penentuan sebelum permainan dimulai untuk mencari seseorang yang kalah ( ngalau ) dengan cara menelentangkan telapak tangan atau menungkupkan telapa tangan secara bersama-sama ( semua peserta yang ikut bermain. Sedangkan Osom ialah final untuk penentuan akhir untuk mencari yang kalah, setelah selesai osom barulah tau siapa yang akan ngalau.

Singalawwan : ( 1 ) Bermain ( 2 ) istilah untuk bermain saling kejar-kejaran.
Ngalaw : ( 1 ) mengejar ( 2 ) Seseorang yang kalah dalam permainan hingga mendapatkan hukuman/akibat untuk mengejar teman/mendapatkan teman ( Singalawwan Tutup Mate )
- Ngalaukan : Mengejarkan
- Ku Halaukan : Kukejerkan
- Dihalaukannye : Dikejarkannya
Contoh Singalawwan.
1. Singalawwan Tutup Mate
2. Singalawwan Tiang
3. Singalawwan Sinaporan ( Sinuko'an Canting )

Jenis Singalawwan
1. Singalawwan dengan satu orang yang Ngalau. Singalawwan ini contohnya singalawwan sinaporan ( sinoko'an canting ) dimana satu orang yang ngalau ( kalah dalam osom ) akan menghitung satu sampai sepuluh agar anggota yang lain sembunyi dan setelah itu yang ngalau akan berusaha menemukan anggota yang lain. Setelah itu menyebut nama.
2.  Singalawwan dengan peserta saling berhadapan. Singalawan ini contoh nya adalah singalawan tutup mata. Dengan mata ditutup yang ngalau akan berusaha untuk mendapatkan peserta yang lain dengan menebak namanya.
3. Singalawwan dengan saling mendahului. Contoh Singalawwan ini adalah singalawwan tiang, siapa lambat menyentuh tiang maka ia akan ngalau. Begitu seterusnya.

 
close