Pesta demokrasi 2014 sebentar lagi akan digelar, baik pemilihan
presiden dan wakil presiden maupun pemilihan dikursi Legisatif juga akan
dilaksanakan. Para bakal Calon Legislatif yang akan mencalonkan dikursi
Legislatif Kabupaten juga sudah mulai mengenalkan diri kepada masyarakat, mulai
dari kartu nama sampai dengan kalender juga sudah mulai sebarkan. Beberapa Partai
politik (Parpol ) juga sudah mulai membuka penerimaan bakal Calon Legislatif
untuk mengisi kursi di tingkat II. Perkenalan para bakal Caleg bukan hanya di
daerah perkotaan bahkan ke daerah
pelosok juga ikut jadi sasaran demi mendapatkan suara. Pesta demokrasi pada
Tahun 2009 silam menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat pedalaman,
khususnya daerah pelosok yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah.
Berbagai janji dan janji juga sudah didapatkan dari beberapa Caleg yang
sekarang telah menduduki kursi di Legislatif tingkat II kabupaten. Namun,
kenyataan yang ada hanyalah janji yang tertinggal, janji yang terlupakan, janji yang hanya ada janji tanpa ada
kenyataaan yang didapatkan. Segala janji bangunan yang pernah ditawarkan seakan
musnah ditelan jabatan, sirna dimakan kekuasaan dan kesibukan. Jangan heran
jika masyarakat kecil dipedalaman nantinya banyak yang tidak menggunakan hak
pilihnya, karena sebagian besar mereka mengganggap para Caleg hanya mengobral
janji yang bila naik tidak akan ditepati. Memang begitu kenyataannya, sebagai
contoh daerah saya sendiri yang masih tergolong daerah pelosok yang kurang mendapatkan
sentuhan dan perhatian dari pemerintah setempat. Jalan yang seharusnya menjadi
daerah perbatasan antara Kota Singakwang dan Kab. Sambas nampaknya hanya kearah
Kota Singkawang yang Mulus, sedangkan bila masuk ke kabupaten Sambas rusaknya
bukan main, dari sini saya bisa melihat sebuah realita yang ada. Jangan heran
jika banyak opini masyarakat yang berkembang tentang Pemerintah saat ini, Pemerintahdatang dan berkunjung ke daerah
saya boleh dibilang jarang bahkan tidak pernah sama sekali. Ketika musibah
banjir melanda beberapa desadi Perbatasan Sambas-Singkawang juga terkadang
tidak pernah dikunjungi, jika dibandingkan antara Kota Singkwang dan Kabupaten
Sambas dalam menangani masalah banjir juga jauh berbeda. Ketika banjir datang bebarapa
Fasilitas dan penanggulangannya bagi warga Singkawang begitu diperhatikan oleh
Pemkot Singkwang mulai dari tempat pengungsian, kesehatan dan makananan bagi
para pengungsi. Sedangkan khusus daerah Semelagi Besar, Sungai Daun, Sebetung dan Maksegak
yang merupakan daerah langganan banjir setiap tahun yang terletak didaerah
pesisir sungai Selakau, bantuan dari Pemerintah Kabupaten bolehdibilang minim
bahkan tak ada sama sekali beberapa tahun terkahir ini. Yang paling menyedihkan
lagi ketika musibah banjir datang, beberapa desa tak pernah dikunjungi oleh
pemerintah dari Kabupaten.
Dengan harapan yang besar, ketika pesta demokrasi 2014 mendatang
akan dilaksanakan. Terutama untuk daerah pelosok yang kurang mendapat perhatian
dari Pemerintah hendaknya menjadi target pembangunan kedepan, setidaknya
Listrik juga menyeluruh kepada semua masyarakat tidak hanya untuk yang berada
diluar saja tetapi bagi masyarakat diperdalaman juga harus mendapatkan
Fasilitas Listrik. Bila melihat kenyataan yang ada didaerah saya, sudah dua
tahun terakhir ini hanya ada tiang listrik yang terpasang sedangkan aliran
listriknya tidak mengalir. Begitu juga dengan pembangunan jalan sudah beberapa
tahun hanya janji dan janji, tidak pernah jadi kenyataan sampai sekarang. Jalan yang rusak, berlobang, berbatu dan licin
yang selama bertahun-tahun menjadi persoalan haruslah di perbaiki. Biar
masyarakat bisa menikmati hasil dari perjuangan wakilnya yang terpilih, tidak
hanya mendapat janji yang palsu.
Semoga saja.
Penulis :
R I
K O
Mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura
Asal
Maksegak, Kec. Selakau Timur, Kab. Sambas
0 comments:
Posting Komentar