Handhira Production

Halaman


">Iklan Melayang

">

Sabtu, 28 Juni 2014

Aku & Outreaching


          Mimpi, angan-angan, khayal dan cita-cita semua tak jauh berbeda, Cuma membedakannya hanya bagaimana cara untuk menggapai semua itu biar tidak lagi menjadi mimpi, tidak lagi menjadi khayal dan bukan lagi sekedar cita-cita, namun semuanya menjadi satu dalam kenyataan. Bermimpi adalah hal yang paling mudah, pejamkan mata dan berkhayal dengan sejuta khayalan. Itulah mimpi, ia hadir saat hati ini mulai menggerakkan otak dan fikiran yang memutarnya untuk memikirkan sesuatu agar tertuju pada satu titik pencapaian. Tanpa punya mimpi hidup ini kan sepi, semangat takkan tergerak, langkah kaki takkan pernah ikut melangkah , hati takkan pernah terketuk. Namun, mimpi orang miskin dengan segala keterbatasan berbeda dengan mimpi orang yang kaya yang saat itu berkhayal semuanya akan terwujud, orang tak mampu bermimpi dengan segala upaya untuk menggapainya. Tapi mimpi adalah milik semua orang, semua orang berhak untuk bermimpi, bercita-cita hanya cara pencapaian dan prosesnya yang berbeda.
          Tulisan mimpiku pertama kali kupajang disudut kamarku, kurangkai kata indah ku bahwa aku akan mampu menggapainya. Tulisan itu terus kupandangi setiap pagi saat aku mau berangkat kesekolah, namun pada saat itu aku belum mengerti banyak tentang apa itu mimpi, apa itu cita-cita, dan apa itu khayalan. Mimpiku waktu itu hanya sedikit, aku hanya bercita-cita menjadi seorang sarjana. Tepat pada tanggal 26 Mei 2010 aku dinyatakan lulus oleh sekolahku, betapa senang nya hatiku. Pencapaian hasil luar biasa yang kurasakan saat itu, pergi setiap hari kesekolah yang harus menempuh belasan kilometer, harus menempuh banjir, jalan berlubang, jalan becek dan semuanya telah terbayar tuntas dengan dinyatakan aku lulus.
     
Perasaan bahagia kuteteskan dengan air mataku,sebagai ungkapan rasa senangku dengan keberhasilanku, dengan segala perjuangan yang kutempuh selama tiga tahun. Aku tak bisa mengungkapkan kebahagiaan ku dengan cara yang lain, aku hanya terus bersyukur dan mengatakan bahwa orang tuaku berhasil mendidikku hingga aku selesai sekolah SMA itulah yang kurasakan saat itu. Selesai SMA bukan berarti semua mimpiku telah terwujud, masih banyak yang harus kulalui. Jalan hidupku bukan hanya berhenti disini. Namun, aku kan terus melangkah hingga disatu titik semua ceritaku kan berhenti, itulah tekatku, itulah kemauanku. Selesai kelulusan aku lebih berbangga hati, dengan dinyatakan lulus seleksi beasiswa Outreaching. Kesempatan yang luar biasa untuk mengubah jalan hidupku dengan menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Ya, aku mendapatkan kesempatan untuk hadir diantara 299 calon mahasiswa yang diterima melalui jalur beasiswa ini. Ini adalah anugerah, ini juga meruapakan rezekiku yang selama ini kumimpikan ingin menginjakkan kaki di perguruan tinggi. Sebuah prestasiku yang patut untuk kusukuri bahwa aku akan mengubah semuanya, aku kan dapat mengejar cita-citaku menjadi seorang sarjana.
Menimba ilmu diperguruan tinggi memberikanku banyak pengalaman berharga, mahasiswa bukan sekedar belajar tetapi harus ikut dalam satu wadah yang dinamakan organisasi. Kegiatan dikampus sebagai sarana pengembangan diri setelah belajar dari dosen. Pengembangan diri dikampus memang berdampak pada diri kita pribadi, sibuk urusan luar kampus aku kan ketinggalan mata kuliah. Namun jika sibuk kuliah aku tidak dapat pengalaman diluar, aku terus membagi waktuku untungnya organisasi atau LOK kampus tidak pernah mengganggu perkuliahanku, akhirnya dua proses tersebut dapat kulalui. Proses demi proses kulaui dengan cepat, kuliahku tak pernah kulalaikan sebagai rasa tanggung jawabku terhadap diriku, terhadap orang tuaku, dan terhadap beasiswaku. Aku juga bertekad akan mencapai sarjana dengan waktu 3,5 tahun. Alhasil aku berhasil mencapainya, kuliahku selesai dan aku dinyatakan lulus dengan pujian. Aku lebih berbangga hati, aku bisa bertanggung jawab dengan diriku sendiri dan juga kepada orang yang mengharapkanku. Lulus dengan cepat dan juga aku mendapatkan predikat lulusan dengan pujian, sebuah rasa syukur amat-amat dalam kupanjatkan kepada Tuhanku, juga tanpa doa dari semua yang mengharapkanku terutama orang tuaku aku takkan bisa mencapai semua  itu. Rasa banggaku terhadap diriku merupakan ungkapan yang tak bisa orang lain lihat dari diriku, aku bangga dapat mencapai citaku menjadi seorang sarjana, aku juga bangga dikelilingi teman-temanku yang juga ikut bahagia bersamaku dihari wisudaku, aku lebih bangga lagi aku bisa membawa kedua orang tua dan keluarga besarku hadir diacara wisudaku. Aku tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata bagaimana aku bahagia saat itu. Tuhan telah menjukkan jalan kepadaku, melalui doa, mimpi dan usaha semuan yang kuharapkan dapat terwujud, Dia telah mencurahkan cinta-Nya kepadaku.
Aku perlu melihat kebelakang lagi, lewat semua keberhasilan ku tak bisa juga luput dari bantuan beasiswa outreaching yang telah membantuku dan memberikanku kesempatan hadir untuk menimba ilmu diperguruan tinggi. Ya, mungkin tanpa adanya outreaching aku tak bisa menginjakkan kaki dikampus merah ini. Aku tak bisa bertemu dengan kawan seperjuanganku yang sekarang sangat berpengaruh terhadap diriku. Ya mungkin sahabat kan selama jadi sahabat, kami dipertemukan dengan banyak kesamaan disini. Kami semua punya cita-cita yang sama, sama-sama tinggi dan besar. Aku tak bisa mengungkapkan kata-kata yang lebih panjang lagi selain kata terima kasih kepada outreaching yang dari aku melangkah kaki dari rumah aku sudah merasa terbantu, melaui outreaching ini juga aku dapat menggapai semua cita-citaku menjadi sarjana. Empat tahun bukan waktu yang singkat lewat 650.000 perbulan kami semua bisa hidup dengan bangga, walau harga semuanya mahal namun semuanya dapat terkontrol dan sampai juga kami semua bisa melewati nya dengan membawa keberhasilan menjadi seorang sarjana.
Outreaching sebagai inspirasiku, aku takkan lupa bagaimana cara ku menggapai mimpiku lewat outreaching. Teman-temanku juga sama,semuanya mempunyai rasa yang sama. Mereka juga bangga menjadi anak outreaching, bangga hadir diantara semuanya.Tak ada kata yang patutku ucapkan selain kata terima kasih kepada outreaching yang telah memberikanku kesempatan hadir disini dan hadir menimba ilmu disini.
Aku takkan pernah melupakan hadiah dan anugerah ini.
Aku juga takkan pernah berhenti mengatakkan bahwa  kau bangga hadir disini.
Aku bangga lulus dari sini.
Aku kan terus mmengenang semua kenangan, cerita dan pelajaran berharga yang diberikan kepada saat aku masih menjadi mahasiswa disini.
Disini semuanya penuh canda dan tawa, penuh dengan cerita, penuh suka dan duka.
Ada saat bibir ini terbuka untuk tertawa,
Namun, ada juga kalanya bibir ini bersedih denga sendirinya.
Kita semua saudara, genggaman cita yang pernah kita untaikan kan menjadi  sejarah kita, menjadi kenangan kita saat kita tak lagi disini.
Terima kasih untuk semua yang ikut membangun kepribadianku.
Tanpa kalian aku takkan menjadi seperti sekarang ini.
Terima kasih untuk Ibu, bapak, kakak dan abang yang telah memberikanku masukan dan saran hingga aku sampai juga dititk akhir studiku.
Terima kasih semoga kesempatan dan gelar yang kudapatkan takkan kusia-siakan.
Aku kan terus mengejar impianku.

Semoga nantinya aku bisa menjadi seperti outreaching.

0 comments:

Posting Komentar

 
close