Handhira Production

Halaman


">Iklan Melayang

">

Minggu, 30 Juli 2017

Gara-Gara Sagon, Aku Kau Bohongi


Malam itu bulan Merancah dengan sinar terangnya, dihembus angin pelan dan ditemani syahdunya suara intamar malam.

Aku beregol berjalan menuju rumah temanku yang kebetulan tak begitu jauh dari rumahku, ada bangsa-bangsa sibatang rokok gitulah kalau berjalan.

Sampai dirumahnya akupun menukuk lawang rumahhya dan sekaligus mengucapkan salam. Namun, dua kali saya mengucap salam tidak ada sahutan dari dalam, tak lama kemudian muncullah bini temanku membukakan aku lawang.

" ada bang Jarrau ke Rah " Tanyaku kepada bini temanku, yang kebetulan namanya Jairah.
" ada be bang Jarrau, dia lagi nonton" jinya bininya.

Bini temanku pun langsung beregol masuk kedalam madahkan ke Jarrau kalau aku datang bertamu kerumahnya. Dan tak lupa diapun mempersilakan aku masuk kedalam rumahnya, dan duduk di kursi rotan yang kebetulan sudah sedikit agak tua.

Dari kejauhan tampak Jarrau menghampiri aku, namun dia tidak berbicara sedikitpun kepadaku.

" Rau, kenapa kamu tang Ngemol benar pipimu " tanyaku pada Jarrau

Jarrau tidak langsung menjawab melainkan bininya yang menjawab.

" Iya di bang Jarrau jinya tadi jak sakit gigi, makanya pipi dia agak sedikit kambang tu " Jawab bininya.

" Yo Ba bila dapatnya kamu Rau, lalu mugakan kamu sakit gigi, ndak ka tadi kamu bagus-bagus saja pas kita ketemu di warung sia " kataku sambil mematikan api rokok dalam asbak nang dipolah oleh Jarrau dari kerubung kepah.

Tampak sekali Jarrau masih saja diam tidak berbicara kepadaku, dia hanya seperti orang awak yang tak mampu berbicara.

" mun gayya aku nak mugakan sajalah ne, aku pun mau maing kerumah Long Indar " Kataku dambil berpadah pulang.

" yo jangan dulu pulang, aku baru nak njarangkan ketel untuk molah aik kopi " sahut bini Jarrau karena menyayangkan aku pulang.

" Odah, mun aik kopi aku ndak bisa nulak lagilah ne " Kataku sambil terkidum.

Jarrau sepertinya ingin sekali kalau aku pulang, tampak dari raut mukanya yang tak senang kalau aku maing kerumahnya. Aku singaja karena aku tau sifat Jarrau, kalau dia ada menepurkan sesuatu pasti dia suka nak berekting dan molah-molah kelakuan.

Kopi polahan bini Jarrau pun datang, aku langsung mengirupnya dangan sadap, karna bagiku dah minum.kopilah baru muncul inspirasi kalau aku akan membuka kedok bahwa Jarrau sedang berekting didepanku.

Aku pun mulai berkesah yang ngalie', mulai aku merangai sampai aku mengkesahkan cerita nang galli' bearap Jarrau bisa tekidum dan bisa berbicara.

Namun, Jarrau masih seperti itu, sepertinya dia tidak mattu dangan Kisah ngalie' nang kupadahkan.

" oh, mun getto' aku akan terus berusaha suapaya Jarrau mau tekidum " Kataku dalam ati.

Lalu aku madahkan ke Jarrau

" Rau, Anokmu ticongol, jak Laggam Gasa'nya pak tuak didalam kaing ya " Kataku pada Jarrau.

" Mane We " Kata Jarrau sambil mburaskan Sagon kedepan mukaku.

" Bayyak, kamu ngunggum sagon ka Rau, pantaslah kau ndak bisa ngomong jak dah panoh dalam mulutmu leh sagon " Kataku sambil ngancang.

Ternyata Jarrau bersifat dingin dan rela berbohong kepadaku hanya menapurkan Sagon dalam mulutnya. Padahal aku ndak juga ba nak minta, mun kanak beri ya maulah, aku kan sangat suka sagon.


1 komentar:

 
close